Penjelasan Bos Pertamina soal IPO Sub Holding

Penjelasan Bos Pertamina soal IPO Sub Holding

Tim detikcom - detikFinance
Jumat, 24 Jul 2020 20:41 WIB
Direktur Utama Nicke Widyawati
Foto: Dok Pertamina: Direktur Utama Nicke Widyawat
Jakarta -

Manajemen PT Pertamina (Persero) buka suara mengenai wacana melepas saham sub holding ke publik. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, IPO (Initial Public Offering/penawaran saham perdana) merupakan salah satu opsi untuk mendapatkan dana, di mana tersebut dibutuhkan Pertamina untuk melakukan tranformasi bisnis.

"Kenapa kok muncul ada aspirasi atau ekspektasi atau tantangan dan target pemegang saham untuk Pertamina melakukan IPO. Sebetulnya IPO ini salah satu cara untuk mendapatkan dana. Karena apa, karena untuk melakukan tranformasi Pertamina ke depan ini memerlukan dana yang luar biasa," kata Nicke dalam acara Forum Pimpinan Redaksi Media, Jumat (24/7/2020).

Dia menjelaskan, dalam kurun waktu 2020 hingga 2026 Pertamina memerlukan dana US$ 133 miliar. Dari situ, dana yang dipenuhi internal perusahaan porsinya 47%, project financing 10% dan equity financing 15%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu sisanya 28% kita ini harus cari eksternal fund salah satunya, bisa IPO, bisa dari bonds, bisa dari pinjaman di bank," terangnya.

Dia mengatakan, sejumlah perusahaan migas kelas dunia juga melakukan hal tesebut. Petronas misalnya, dari lima sub holding, empat di antaranya IPO.

ADVERTISEMENT

"Perusahaan-perusahaan kelas dunia kelas yang kinerjanya hari ini di atas Pertamina pun melakukan ini, bukan hanya restrukturisasi bisnis, restrukturisasi organisasi tapi melakukan restrukturisasi di dalam perusahaannya itu sendiri dengan melakukan IPO sebagai salah satu opsi mencari dana untuk investasi," ujarnya.

Meski demikian, Nicke menekankan, IPO bukanlah satu-satunya cara. Sebab, setelah restrukturisasi yang paling penting ialah meningkatkan nilai sub holding.

"Kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa IPO adalah satu-satunya cara. Jadi kita melihat bahwa yang paling penting sekarang setelah restrukturiasai, maka kita harus profitisasi dulu," jelasnya.




(acd/hns)

Hide Ads