Penjualan Listrik PLN Naik Tipis Jadi Rp 135 T di Tengah Pandemi

Penjualan Listrik PLN Naik Tipis Jadi Rp 135 T di Tengah Pandemi

- detikFinance
Selasa, 28 Jul 2020 22:00 WIB
PLN mengerahkan petugas untuk memastikan kesesuaian tagihan rekening listrik penggunanya.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

PLN baru saja menerbitkan laporan keuangan semester I-2020 nya. Meski dalam kondisi pandemi COVID-19, perseroan ini masih mampu membukukan kenaikan penjualan listrik sebesar 0,95% atau 1,129 GWh dari 118,522 GWh pada semester I-2019 lalu menjadi 119,651 GWh pada semester I tahun berjalan ini.

Hal ini menjadikan pendapatan dari penjualan Listrik PLN masih bertumbuh 1,5% atau naik Rp 1,96 triliun dari Rp 133,45 Triliun pada semester 1 tahun 2019 menjadi Rp135,41 triliun pada semester tahun berjalan.

Peningkatan pendapatan ini didapat PLN bahkan tanpa adanya kenaikan tarif tenaga listrik sejak 2017 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara keseluruhan, sepanjang semester I-2020, Perseroan mampu membukukan pendapatan usaha Rp 139,78 Triliun meningkat 1,6% dibandingkan semester I tahun lalu. Dengan EBITDA perusahaan senilai Rp 35,29 triliun dan EBITDA Margin sebesar 21,4%," ujar Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (28/7/2020).

Menurut Agung, peningkatan penjualan listrik didukung oleh pertumbuhan jumlah pelanggan, di mana sampai dengan akhir Juni 2020 telah mencapai 77,19 juta atau bertambah sebanyak 3,59 juta pelanggan dari posisi akhir Juni 2019 sebesar 73,6 juta pelanggan.

ADVERTISEMENT

"Untuk meringankan beban kelompok masyarakat yang paling terdampak Pemerintah memberikan stimulus dalam bentuk keringanan biaya listrik kepada pelanggan PLN daya 450 VA dan 900VA bersubsidi. Program pembebasan tagihan dan keringanan pembayaran tersebut dimaksudkan untuk melindungi masyarakat yang paling terdampak pandemi," tuturnya

Sementara itu, untuk pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan sampai dengan Juni 2020, perusahaan telah menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 1.285,2 Mega Watt (MW), jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kilometer sirkuit (kms), dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).

Di sisi lain, upaya efisiensi biaya operasional terus dilakukan khususnya biaya pemakaian bahan bakar, untuk periode semester 1 tahun 2020 lebih rendah dibandingkan periode semester 1 tahun lalu.

"BPP semester 1 tahun 2020 adalah Rp 1.368 per kWh yang lebih rendah Rp 21 dibanding BPP di periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp1.389 per kWh," pungkasnya.




(Soraya Novika/dna)

Hide Ads