Kementerian ESDM mencatat pembangkit listrik yang telah operasi dalam proyek 35.000 mega watt (MW) sebesar 8.187 MW. Realisasi tersebut setara dengan 23% dari proyek 35.000 MW.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menjelaskan, program 35.000 MW atau secara jelasnya 35,53 giga watt (GW) mencakup 397 unit pembangkit.
"Dari 35 sekian GW ada yang sudah COD (commercial operation date), COD itu artinya sudah operasi kurang lebih 200 unit, itu dalam MW 8,2 GW atau 23% dari 35,5 GW," kata Rida dalam teleconference, Kamis (30/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, untuk yang sudah konstruksi sebanyak 98 unit dengan kapasitas pembangkit 19,25 GW. Angka ini setara dengan 54% total proyek.
Kemudian, untuk yang sudah kontrak tapi belum konstruksi 45 unit dengan kapasitas 6,52 GW.
"Yang sudah kontrak tapi belum mulai konstruksi ini berbagai alasan ada itu ada 45 unit dalam MW itu kurang lebih 6,5 GW itu kira-kira 19% dari 35,5 GW," paparnya.
Dia mengatakan, sisanya sebanyak 54 pembangkit belum terkontrak yang terdiri dari 30 unit perencanaan dan 24 unit pengadaan. Total kapasitas 1,56 GW.
Rida mengatakan, proyek tersebut milik PLN yang kemungkinan digeser jadwal operasinya.
"Selebihnya masih dalam pengadaan dan perencanaan kurang lebih 4% atau kalau dijumlah 1.563 MW itu yang kebanyakan, bukan kebanyakan, seluruhnya di PLN karena penurunan demand di RUPTL akan digeser jadwal COD untuk tidak membebani lebih jauh operasional PLN," ungkapnya.
(acd/zlf)