Demi Energi Bersih, BP Pangkas Produksi hingga 40%

Demi Energi Bersih, BP Pangkas Produksi hingga 40%

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 05 Agu 2020 15:56 WIB
Harga Minyak Mentah AS Di Bawah Nol, Pembeli Tidak Bayar Malah Ditawari Uang
Foto: DW (News)
Jakarta -

Produsen minyak dan gas British Petroleum (BP) berencana memangkas produksi minyak. Rencana itu dilakukan untuk meningkatkan perombakan strategi utama baru dalam pembuatan energi bersih atau green energy.

BP menyatakan, produksi minyak akan diturunkan bertahap. Pada 2030 ditargetkan menurun hingga 1 juta barel per hari. Pengurangan itu tercatat hingga 40% dibandingkan tahun lalu.

Perusahaan yang berbasis di London ini mengatakan pihaknya merencanakan peningkatan investasi green energy hingga 10 kali lipat menjadi US$ 5 miliar setara Rp 72 triliun (kurs Rp 14.600) pada tahun 2030. Hal itu dilakukan meningkatkan resolusi perusahaan dalam mengurangi penggunaan minyak atau nol emisi karbo pada tahun 2050.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana BP meningkatkan strategi green energy perusahaan akan melibatkan investasi besar dalam bioenergi, hidrogen, dan penyimpanan karbon.

"Dekade yang akan datang sangat penting bagi dunia dalam perang melawan perubahan iklim, dan untuk mendorong perubahan yang diperlukan dalam sistem energi global," ungkap pihak BP, dikutip dari CNN, Rabu (5/8/2020).

ADVERTISEMENT

Kepala strategi BP Giulia Chierchia mengharapkan permintaan untuk bahan bakar minyak turun 75% selama 30 tahun ke depan jika peningkatan suhu global dibatasi 1,5 derajat celsius. Bahkan turun 50% jika pemanasan kurang dari 2 derajat. Perusahaan memperkirakan restrukturisasi ini akan menelan biaya US$ 1,5 miliar (Rp 21,8 triliun) pada tahun 2020.

Rencana BP untuk fokus dalam pengembangan energi bersih telah ditunjukkan dengan beberapa upaya. BP berencana memiliki 70.000 titik pengisian daya mobil listrik. Angka itu naik dari 7.500 titik. Selain itu BP telah mengumpulkan US$ 25 miliar (Rp 363 triliun) dari menjual aset perusahaan.

Pandemi virus Corona telah menyeret industri migas ke dalam krisis. BP melaporkan kerugian US$ 16,8 miliar (Rp 244 triliun) untuk kuartal-II. Hal itu terjadi akinat menumpuknya cadangan minyak yang disebabkan anjloknya harga minyak.




(zlf/zlf)

Hide Ads