Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra Mulan Jameela meminta PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga Pertamax seharga Premium. Hal itu ia sarankan menyusul rencana pemerintah menghapus BBM dengan kandungan RON rendah seperti Premium dan Pertalite.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menurunkan harga Pertamax (Rp 9.000-Rp 9.200)ke Premium (Rp 6.450-6.550) akan menambah beban keuangan Pertamina yang kini sudah merugi hingga Rp 11 triliun.
"Saya kira akan menjadi beban Pertamina jika mereka harus menanggung selisih harga tersebut secara keseluruhan," ungkap Mamit kepada detikcom, Selasa (1/9/2020).
Jika harga Pertamax akan diturunkan untuk mendorong konsumsi BBM lebih ramah lingkungan, maka skemanya diusulkan menggunakan subsidi pemerintah.
"Saya lebih prefer jika kita menggunakan skema subsidi tetap seperti saat ini yang berlaku untuk subsidi solar. Misalnya ditetapkan subsidi adalah Rp 1.000 per liternya. Dengan demikian, ini sangat membantu masyarakat sehingga harga Pertamax tidak terlalu tinggi," urai Mamit.
Namun, jika harganya disamakan ke level Premium maka subsidinya akan semakin besar, dan menambah beban negara.
"Hal ini pasti akan membebani keuangan negara karena subsidi yang di keluarkan oleh pemerintah jumlahnya akan meningkat jika dibandingkan saat ini," terang dia.
Simak Video "Premium Bakal Dihapus, Ini Tanggapan Warga"
[Gambas:Video 20detik]