Pertamina Ekspor 200 Ribu Barel BBM Solar ke Malaysia

Pertamina Ekspor 200 Ribu Barel BBM Solar ke Malaysia

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 05 Sep 2020 18:00 WIB
Kantor Pertamina
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) mengekspor bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke Malaysia sejumlah 200.000 barel atau setara dengan 31.800 KL. BBM jenis solar yang diekspor ini merupakan berstandar Euro 4, nama produknya high speed diesel (HSD) 50 PPM Sulphur.

Produk HSD 50 PPM Sulphur ini dikembangkan oleh Pertamina Refinery V Balikpapan. Ekspor diangkut melalui kapal MT. Ridgebury Katherine Z.

"Kapal yang mengangkut produk HSD 0.005-%S akan menempuh waktu 4-5 hari hingga sampai ke Malaysia dengan bernilai ekspor US$ 9,5 juta," kata General Manager Refinery Unit V Balikpapan, Eko Sunarno dalam keterangan resminya yang dikutip, Sabtu (5/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko mengatakan, produk HSD PPM Sulphur ini merupakan hasil dari fraksi diesel di Unit Secondary Kilang RU V Balikpapan, memiliki kualitas Sulphur 50 ppm atau setara dengan produk diesel standar Euro 4 di mana merupakan produk bahan bakar mesin diesel terbaru yang pernah diproduksi kilang RU V.

"Tentunya akibat pandemic COVID-19 menyebabkan adanya penurunan demand akan bahan bakar, milestone yang baik bagi kita Pertamina terkhusus RU V untuk berkomitmen mengupayakan keberlanjutan pasokan energi dan operasional kilang dengan menjawab tantangan dan demand pasar akan produk HSD tersebut," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Selain produk diesel yang berstandar Euro 4 dan memiliki kualitas Sulphur 0.005-%S atau 50 ppm, produk ini memiliki kelebihan lain yaitu Cetane Index minimal 50 (Cetane Number minimal 53), dan flash point minimal 60 derajat Celcius.

Lebih lanjut, Eko menambahkan jenis BBM HSD 0.005%S ini sudah memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 20 Tahun 2017, yaitu ditetapkan spesifikasi BBM jenis Solar memiliki angka Cetane Number minimal 51 dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm.

"Patut berbangga, bahwa di Indonesia yang dapat memproduksi produk tersebut hanya RU V Balikpapan dengan kapasitas 200,000 Barrels per bulan dan RU II Dumai dengan kapasitas saat ini 100,000 barel per bulan," ujarnya.

Eko berharap manajemen Pertamina khususnya di kilang RU V terus berinovasi menciptakan produk sekaligus menjawab tantangan ke depan.

"Ke depannya, akan ada rencana ekspor kembali pada periode Oktober hingga Desember 2020, sejumlah 200.000 Barrels (31.800 KL) setiap bulannya dengan tujuan pasar internasional," ungkapnya.




(hek/eds)

Hide Ads