Harga minyak mentah dunia merosot lebih dari 3% menuju US$ 40 per barel. Hal itu terjadi karena tertekan oleh kekhawatiran infeksi virus Corona yang sedang melanda hampir seluruh dunia.
Dilansir Reuters, Selasa (8/9/2020), minyak mentah Brent LCOc1 turun US$ 1,43, atau 3,4% menjadi US$ 40,58 per barel pada 1127 GMT, dan sebelumnya merosot ke US$ 40,55, terendah sejak 29 Juni. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) CLc1 turun US$ 2,06, atau lebih dari 5%, menjadi US$ 37,71.
Pada hari Senin (7/9) kemarin, minyak mentah jatuh setelah perusahaan minyak negara Arab Saudi Aramco memangkas harga jual resmi bulan Oktober.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelemahan harga berlanjut hari ini. Kami percaya ini pertama-tama dan terutama disebabkan oleh masalah permintaan," kata Analis di Commerzbank, Eugen Weinberg.
Baca juga: 4 Fakta Jatuhnya Harga Minyak Dunia |
Kedua patokan minyak telah turun dari kisaran yang mereka perdagangkan sepanjang Agustus. Brent telah jatuh lebih dari 10% sejak akhir Agustus.
"Rentetan kerugian didorong oleh prospek permintaan minyak mentah yang terhenti untuk sisa tahun ini," ucap Analis di Rystad Energy, Paola Rodriguez-Masiu.
Namun, minyak telah pulih dari posisi terendah bersejarah yang dicapai pada bulan April, berkat rekor pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +. Para produsen akan bertemu pada 17 September untuk meninjau pasar.
Minyak mentah juga mendapat dukungan dari dolar AS yang lebih lemah, meskipun mata uang AS naik. Pasar bisa rally melebihi US$ 45 akhir tahun ini.
"Pada dasarnya, banyak hal tidak berubah. Permintaan pulih, pasokan tetap dibatasi dan penyimpanan overhang perlahan menghilang," kata Kepala Ekonomi di bank Swiss Julius Baer, Norbert Ruecker.
Baca juga: Senada Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat |
(dna/dna)