Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok mengaku kesal pada Perum Peruri. Pasalnya, perusahaan pencetak rupiah ini meminta dana yang besar untuk proyek digitalisasi.
Ahok menerangkan, dirinya tengah mendorong tanda tangan digital atau paperless di Pertamina. Namun, Peruri meminta dana Rp 500 miliar untuk proyek tersebut.
Padahal, Pertamina dan Peruri sama-sama perusahaan pelat merah alias BUMN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lagi paksakan tanda tangan digital tapi Peruri bindeng juga masa minta Rp 500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina. itu BUMN juga," ujarnya dalam tayangan video YouTube POIN seperti dikutip detikcom, Selasa (15/9/2020).
Menurutnya, itu sama saja setelah mendapat proyek ini Peruri tidak mau kerja lagi.
"Itu sama aja sudah dapat Pertamina nggak mau kerja lagi, tidur, 10 tahun jadi ular sanca, ular piton," katanya.
Dalam video itu, Ahok juga menemukan permasalahan pada sistem gaji di Pertamina. Ahok bilang, gaji pejabat tetap diberikan meski pejabat itu dicopot.
"Orang dicopot dari jabatan direktur utama anak perusahaan, misal gaji Rp 100 juta lebih masa dicopot gaji masih sama. Alasannya dia sudah orang lama harusnya gaji mengikuti jabatan anda," kata Ahok.
Sampai berita ini diturunkan, detikcom sudah mencoba mengonfirmasi video tersebut kepada Ahok, Kementerian BUMN, dan Pertamina tapi belum berhasil mendapatkan jawaban.
(acd/eds)