Sudah Sampai Mana Proyek Listrik 35 Ribu MW?

Sudah Sampai Mana Proyek Listrik 35 Ribu MW?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 24 Sep 2020 05:30 WIB
PT PLN (Persero) secara resmi mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Jawa 2. Proyek itu adalah bagian dari program kelistrikan 35 ribu MW.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Proyek pembangkit listrik dalam program 35.000 mega watt (MW) bakal molor hingga 2029. Padahal, mulanya proyek ini ditargetkan rampung pada tahun 2019.

Pemerintah mencatat, hingga Agustus 2020 realisasi pembangkit yang beroperasi sebesar 8.400 MW atau sekitar 24%.

"Status progres program 35.000 MW khususnya pembangkit tenaga listrik disampaikan sampai dengan Agustus 2020 proyek pembangkit yang telah masuk operasi sebesar 8.400 MW atau 24%," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam seminar online, Rabu (23/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin mengatakan, semua pembangkit listrik dalam program tersebut bakal operasi antara tahun 2028 hingga 2029. Artinya, program ini tak selesai bahkan di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Diharapkan di tahun 2028 atau sampai 2029 seluruh program 35.000 MW ini bisa diselesaikan," katanya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Arifin menuturkan, pembangkit yang dalam tahap konstruksi ialah 19.055 MW atau 54%. Kemudian, pembangkit yang sudah kontrak namun belum konstruksi 6.528 MW atau 18%

"Dan sisanya berupa pengadaan 839 MW dan perencanaan 724 MW," ujarnya.

Dalam catatan detikcom, peresmian program 35.000 MW untuk 5 tahun ke depan dilakukan pada Mei 2015. Saat itu, Jokowi menegaskan, proyek ini bukan lah proyek infrastruktur yang ambisius. Kebutuhan listrik di Indonesia sangat diperlukan karena masih banyak daerah yang defisit listrik.

"Ini bukan proyek yang ambisius. Dan bukan sebuah target yang sangat tinggi," kata Jokowi saat membuka peresmian proyek 35.000 MW, Senin (4/5/2015)

Namun, Jokowi kemudian berencana melakukan penyesuaian pada program 35.000 MW. Alasannya, melihat kondisi pertumbuhan ekonomi dan menjaga keuangan PT PLN (Persero). Memang target listrik 35.000 MW dibuat dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 7% per tahun.

"Begini lho, dulu hitungan kita kan sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Ini tentu saja PLN itu kalau nanti kalau terlalu over juga, bayar apanya, cicilannya juga berat. Oleh karena itu disesuaikan anunya, kebutuhannya disesuaikan, dihubungkan dengan pertumbuhan ekonomi yang ada," tutur Jokowi saat meresmikan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7, 9, dan 10 di Desa Terate, Serang, Banten, Kamis (5/10/2017).


Pembangkit energi terbarukan mau digenjot

Arifin melanjutkan, jumlah tambahan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dalam RUPTL PLN 2019-2028 sebesar 16,7 gigawatt (GW). Namun, untuk merealisasikan pembangkit-pembangkit tersebut ada sejumlah tantangan, salah satunya harga listrik EBT yang relatif masih tinggi.

"Beberapa tantangan pengembangan pembangkit EBT disampaikan antara lain harga EBT masih relatif cukup tinggi dibandingkan dengan pembangkit konvensional yaitu batu bara," katanya.

Dia melanjutkan, untuk pembangkit listrik tenaga surya dan bayu memerlukan pasokan tenaga yang terus-menerus. Maka itu, kata dia, diharapkan sebuah teknologi penyimpanan yang mendukung hal tersebut.

"Diharapkan memang teknologi dari sistem penyimpanan bisa mendukung ini ke depan," katanya.

Sementara, untuk pembangkit listrik seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hingga pembangkit listrik tenaga minihodro (PLTM) tantangannya adalah sumber energi yang jauh.

"Umumnya terletak pada daerah-daerah yang jauh dari pusat beban, jadi membutuhkan waktu yang relatif lama dalam pembangunan," katanya.



Simak Video "Video: CT Bicara Kunci Beradaptasi di Tengah Ketidakpastian Global"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads