Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, Pertamina mengelola 14 aset yang memproduksi minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri. Empat belas aset ini memproduksi 150 ribu barel setara minyak per hari dengan cadangan 410 juta barel setara minyak. Apa alasannya?
"Bagaimana mengoptimalkan, meningkatkan cadangan dan produksi blok migas dalam negeri. Pertamina telah memiliki, ada 14 aset luar negeri yang sedang dikelola hari ini. Dengan produksi 150 ribu barel oil ekuivalen dengan cadangan cukup besar 410 juta barel oil ekuivalen," katanya dalam Seminar Lemhanas, Selasa (6/10/2020).
Dia mengatakan, akuisisi itu diperlukan untuk mengoptimalkan produksi migas dalam negeri. Sebab, untuk mengoptimalkan produksi perlu waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa negara baik produksi minyak maupun gas, kenapa memandang peting akuisisi dilakukan, dari gambaran sebelumnya potensi produksi dalam negeri perlu waktu. Maka Pertamina penting akuisisi luar negeri dan membawa kemudian minyaknya ke dalam," katanya.
Dia menjelaskan, pemerintah menargetkan produksi minyak 1 juta barel di 2023. Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi 750 ribu barel.
"Lebih 40% nya kontribusikan dari Pertamina. Kita mulai tahun depan akan memberikan kontribusi lagi dengan bergabungnya Rokan," tambahnya.
Nicke mengatakan, Pertamina akan terus meningkatkan produksi. Pada tahun 2025, Pertamina meningkatkan produksi minyak 1 juta barel.
"Kita menargetkan, meningkatkan produksi minyak dari 420 saat ini akan kita tingkatkan 1 juta di 2025," ujarnya.