5 Tahun Beroperasi, Kilang RFCC Cilacap Capai Produksi Total 348.000 BPH

5 Tahun Beroperasi, Kilang RFCC Cilacap Capai Produksi Total 348.000 BPH

Inkana Putri - detikFinance
Rabu, 07 Okt 2020 23:01 WIB
Kilang RFCC Cilacap
Ilustrasi/Foto: Pertamina
Jakarta -

Genap 5 tahun beroperasi, Kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap semakin memperkuat Pertamina RU IV sebagai kilang paling strategis. Pasalnya, proyek bernilai investasi Rp 11 triliun tersebut menjadi penyuplai sepertiga kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) Nasional dan 60% kebutuhan di Pulau Jawa.

Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan, menjelaskan RFCC merupakan unit kilang yang memanfaatkan teknologi katalis untuk mengonversi minyak berat atau residu, baik atmosferik maupun vacuum residue oil menjadi produk lebih bernilai.

"Dalam hal ini utamanya gasoline dan beberapa produk lain seperti LPG dan propylene," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hatim mengatakan dengan beroperasinya RFCC, produksi premium dari Kilang Cilacap naik dari 61.000 barrel per hari (bph) menjadi 91.000 barel per hari. Adanya kenaikan produksi ini, Hatim yakin Indonesia bisa lepas dari impor BBM.

"Angka ini mampu mendongkrak total kapasitas produksi Pertamina RU IV sebesar 17,8 persen hingga mencapai level 348 ribu barel per hari. Kondisi ini menumbuhkan optimisme pemerintah Indonesia terbebas dari impor BBM," paparnya.

ADVERTISEMENT

Dalam hal ini, RFCC mengolah Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) sebanyak 62.000 barrel per hari dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi, antara lain High Octane Mogas Component (HOMC).

Adapun HOMC memiliki kadar oktan lebih dari 93, dan merupakan komponen minyak untuk meningkatkan kadar oktan pada premium dengan Research Octane Number (RON) 88, peningkatan produk Liquified Petroleum Gas (LPG) dan produk baru propylene.

Lebih lanjut Hatim menjelaskan saat resmi beroperasi 100%, unit kilang RFCC mampu memproduksi HOMC sekitar 37.000 barel per hari, LPG 1.066 ton per hari, dan 430 ton per hari produk propylene.

"Dari produksi HOMC sebagian besar diproses lebih lanjut menjadi premium. Kelebihan HOMC dari Kilang Cilacap bisa digunakan untuk memproduksi pertamax dan premium di kilang-kilang lain," ujarnya.


Hatim juga menambahkan hadirnya RFCC menandai awal berdirinya kilang-kilang modern di RU IV Cilacap, disusul pembangunan Kilang Langit Biru Cilacap, dan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang masih berlangsung saat ini.

"RFCC yang disusul kilang-kilang pengembangan lainnya di RU IV Cilacap menjadi simbol ketahanan dan kemandirian energi negeri," pungkasnya.

Sebagai informasi, Kilang RFCC Cilacap meneteskan produk perdananya pada 30 September 2015, yang kemudian ditetapkan sebagai hari ulang tahun kilang RFCC. Proyek yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada November 2015 ini menjadi bagian dari peta jalan (road map) pengembangan kilang Pertamina demi memenuhi kebutuhan pasar dan tuntutan teknologi kendaraan di masa mendatang.

(mul/mpr)

Hide Ads