Sejumlah direksi yang merupakan manajemen puncak PT Pertamina (Persero) meninjau lokasi sarana operasional distribusi energi Integrated Terminal (IT) Manggis yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
Dalam kunjungan tersebut hadir Direktur Human Capital PT Pertamina (Persero), Koeshartanto; Direktur Pengembangan Bisnis, PT Pertamina (Persero), M. Haryo Yunianto; serta Executive General Manager Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus, CD. Sasongko.
Management walkthrough (MWT) ini sengaja dilakukan secara langsung di tengah pandemi untuk memastikan tim di lapangan baik-baik dan sehat sekaligus memantau penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di sarana distribusi BBM LPG yang dikelola oleh Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai Objek Vital Nasional (OBVITNAS) yang melayani kebutuhan energi hampir seluruh wilayah Bali, kesiapan dan keandalan peralatan yang ada di IT Manggis ini kami pastikan selalu dalam keadaan baik. Utamanya kami juga memastikan semua personel yang mengemban amanat melayani kebutuhan energi masyarakat juga dalam kondisi prima," ujar Koeshartanto dalam keterangan tertulis, Minggu (18/10/2020).
Sejak beroperasi pada tahun 1996 hingga saat ini, IT Manggis telah melayani pengiriman BBM ke 200 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) dan 18 SPBBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bulk Elpiji) yang tersebar di 9 kabupaten dan kota di Provinsi Bali.
Kapasitas total penyimpanan BBM IT Manggis adalah 153 ribu kiloliter (KL). Setiap harinya rata-rata melayani pengiriman produk sebanyak 2.300 KL. Untuk melayani kapasitas total yang dimiliki IT Manggis mencapai 5.600 metrik ton (MT) dengan jumlah pengiriman harian sebanyak 780 MT.
Peninjauan secara berkala kesiapan sarana prasarana energi ini juga dilakukan sebagai bentuk optimisme Pertamina mendukung pulihnya aktivitas ekonomi Provinsi Bali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada triwulan II tahun 2020 pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) minus 10,98%. Kontribusi sektor pariwisata terhadap penurunan PDRB menjadi faktor utama.
Hal serupa juga tergambar dari angka konsumsi bahan bakar pesawat (avtur) yang masih belum pulih. Sebelumnya ada 250 penerbangan setiap harinya, hingga Bulan September 2020 baru mencapai 30-50 penerbangan per hari.
Penurunan penjualan avtur paling besar terjadi pada Juni 2020, konsumsinya kala itu hanya 2.000 KL. Ini menurun jika dibandingkan Juni 2019 yang konsumsinya mencapai 74.000 KL.
"Pertamina memiliki harapan agar dengan segera pertumbuhan ekonomi Bali kembali pulih, yang tentunya akan membutuhkan dukungan penuh dari sektor energi baik BBM, LPG dan Avtur, dengan tinjauan kami hari ini, dapat disampaikan bahwa seluruh sarana distribusi energi Pertamina yang ada di Bali siap beroperasi optimal untuk melayani kebutuhan energi penggerak roda ekonomi," pungkas Koeshartanto.
(akn/hns)