Harga minyak Amerika Serikat naik tipis pada hari Kamis. Prospek memburuknya permintaan bahan bakar karena virus Corona masih membayang-bayangi harga minyak.
Dilansir dari CNBC, Kamis (22/10/2020), minyak mentah berjangka Brent naik 44 sen menjadi US$ 42,17 atau sekitar Rp 615 ribu (dalam kurs Rp 14.600) per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 43 sen menjadi US$ 40,46 atau sekitar Rp 590 ribu per barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak sempat merosot tajam hingga lebih dari 3% pada hari Rabu kemarin. Hal ini menjadi penurunan harian tertajam dalam rentang waktu tiga minggu.
Stok bensin AS sendiri baru saja naik ke level 1,9 juta barel dalam sepekan. Produk keseluruhan yang dipasok, mewakili permintaan rata-rata 18,3 juta barel per hari dalam empat minggu hingga 16 Oktober. Meski begitu jumlahnya masih lebih rendah 13% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Infeksi COVID-19 harian baru mencapai rekor di beberapa negara bagian AS dan di Eropa serta beberapa kebijakan lockdown baru di beberapa daerah makin memberikan mimpi buruk untuk permintaan bahan bakar.
Kekhawatiran harga minyak makin menjadi ketika produksi minyak Libya dengan cepat meningkat hingga Oktober. Produksi Libya telah pulih menjadi sekitar 500 ribu barel per hari dan pemerintah di Tripoli memperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun.