Jakarta -
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting migas hingga September 2020 sebesar 1,68 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Realisasi ini 99,6% dari APBNP.
Realisasi tersebut juga sekitar 97,9% dari work program & budget (WP&B) teknis yakni 1,73 juta boepd.
"Untuk migas secara total realisasi capaian WP&B 97,9% dari APBN 99,6%," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipo, Jumat (23/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Realisasi lifting ini ditopang lifting minyak 706,2 ribu barel per hari atau diatas target APBN 705 ribu barel per hari. Sementara, lifting gas realisasinya 5.502 mmscfd di bawah target APBN 5.556 mmcfd.
Lalu, siapa saja produsen migas terbesar saat ini? Ini posisi 5 teratas:
Lifting Minyak
1. Mobil Cepu Ltd: 215.202 barel per hari (97,8% APBN)
2. PT Chevron Pacific Indonesia: 176.298 barel per hari (103,7%)
3. PT Pertamina EP: 79.831 barel per hari (98%)
4. PHM: 29.361 (117,4%)
5. Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd: 28.893 (105,1%)
Lifting Gas
1. BP Berau Ltd: 1.101 mmcfd (107,1% APBN)
2. Conoco Phillips (Grissik) Ltd: 755 mmcfd (91,9%)
3. PT Pertamina EP: 660 mmcfd (92,1%)
4. PHM: 558 mmcfd (109,5%)
5. Eni Muara Bakau BV: 454 mmcfd (106,9%).
Sementara, SKK Migas dan Indonesian Petroleum Association (IPA) selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sepakat tetap mendukung upaya percepatan pengadaan barang dan jasa di sektor hulu migas. Hal ini untuk mendukung target produksi minyak dan gas nasional meski di tengah kondisi pandemi COVID-19 dan belum stabilnya harga minyak dan gas (migas) dunia.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menuturkan, pihaknya akan berperan membantu mencari terobosan di tengah kondisi saat ini, khususnya dalam menjaga komitmen kontrak yang telah disepakati dengan pelayaran.
"Peranan KKKS dan SKK Migas sangat strategis dalam menjaga kedaulatan energi, sekaligus menjadi pendorong kegiatan ekonomi nasional. Untuk itu, kami siap berkontribusi dalam mencarikan win win solution atas setiap tantangan dan masalah yang dihadapi saat ini," katanya.
Carmelita menambahkan, tetap dilakukannya percepatan pengadaan hulu migas oleh SKK Migas dan KKKS ini membuat iklim bisnis di sektor pelayaran migas tetap kondusif sampai saat ini. Dengan begitu perusahaan pelayaran migas dapat tetap beroperasi dengan baik dan memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Kami sangat mengapresiasi, meski di tengah pandemi COVID-19 ini, tapi kegiatan hulu migas dan pendistribusiannya menggunakan kapal migas nasional terus berjalan dengan baik. Ini merupakan langkah positif untuk menjaga pasokan migas nasional, sekaligus menjaga kinerja pelayaran migas nasional," terangnya.