Rugi Rp 12 T, PLN Kok Malah Tambah Komisaris?

Rugi Rp 12 T, PLN Kok Malah Tambah Komisaris?

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 28 Okt 2020 17:30 WIB
Ilustrasi perawatan kabel listrik
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

PT PLN (Persero) menambah jajaran dewan komisarisnya. Dengan penambahan itu, maka jumlah komisaris BUMN sektor ketenagalistrikan ini berjumlah 11 orang. Baru-baru ini, pemegang saham sepakat mengangkat Eko Sulistyo sebagai komisaris teranyar PLN.

Eko Sulistyo merupakan mantan Deputi Kantor Staf Presiden, ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai komisaris PLN pada 16 Oktober 2020. Hal tersebut terungkap dalam surat Corporate Secretary PLN kepada Bursa Efek Indonesia tentang pengangkatan Dewan Komisaris PT PLN.

"Sehubungan dengan adanya Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero) Nomor SK-330/MBU/10/2020 tanggal 9 Oktober 2020 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, dengan ini disampaikan bahwa RUPS mengangkat Sdr Eko Sulistyo sebagai Komisaris," bunyi surat tersebut yang dikutip dari CNBC Indonesia, Jakarta, Rabu (28/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penambahan anggota komisaris ini artinya bisa menambah beban usaha perseroan. Hingga September 2020, jumlah beban usaha PLN menunjukkan lebih besar dibandingkan pendapatan usahanya.

Berdasarkan laporan keuangan PLN, jumlah beban usaha selama sembilan bulan 2020 ini mencapai Rp 223,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan jumlah pendapatan usaha yang sebesar Rp 212,2 triliun.

ADVERTISEMENT

Meskipun bila dibandingkan periode yang sama pada 2019, jumlah beban usaha hingga kuartal ketiga tahun ini turun 3,5% dari Rp 231,9 triliun. Namun penurunan signifikan karena turunnya biaya bahan bakar dan pelumas menjadi Rp 82,3 triliun dari Rp 102,7 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara biaya kepegawaian hanya turun tipis menjadi Rp 16,7 triliun dari Rp 17,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Adapun beban kepegawaian terdiri dari jasa produksi dan insentif prestasi kerja menjadi Rp 4,1 triliun, turun tipis dari periode yang sama tahun lalu Rp 4,3 triliun.

Namun, untuk imbalan kerja naik tipis menjadi Rp 4,3 triliun dari Rp 4,2 triliun, gaji naik tipis menjadi Rp 3,5 triliun dari Rp 3,4 triliun. Lalu tunjangan naik menjadi Rp 2,4 triliun dari Rp 2,3 triliun, dan lain-lain turun menjadi Rp 2,3 triliun dari Rp 2,7 triliun pada periode yang sama 2019.

PLN mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 12,2 triliun selama Januari samai September 2020, anjlok dari capaian periode yang sama pada 2019 yang membukukan laba bersih sebesar Rp 10,9 triliun.

Tambahan komisaris PLN bukan baru terjadi pada bulan ini saja, pada akhir bulan lalu, tepatnya 23 September 2020, Kementerian BUMN juga menambah dua komisaris baru di PLN, yakni Muhammad Yusuf Ateh dan Mohammad Rudy Salahuddin.

Muhammad Yusuf Ateh merupakan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Mohammad Rudy Salahuddin adalah Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tambahan dua komisaris ini membuat jumlah komisaris PLN menjadi 10 orang dari sebelumnya delapan orang.

Dengan masuknya Eko Sulistyo ke dalam jajaran dewan komisaris PLN ini, maka artinya total komisaris PLN ada 11 orang. Berikut jajaran Dewan Komisaris PLN:

1. Komisaris Utama/Komisaris Independen: Amien Sunaryadi
2. Wakil Komisaris Utama: Suahasil Nazara
3. Komisaris Independen: Deden Juhara
4. Komisaris Independen: Murtaqi Syamsuddin
5. Komisaris: Ilya Avianti
6. Komisaris: Rida Mulyana
7. Komisaris: Mohamad Ikhsan
8. Komisaris: Dudy Purwagandhi
9. Komisaris: Muhammad Yusuf Ateh
10. Komisaris: Mohammad Rudy Salahudin
11. Komisaris: Eko Sulistyo


Hide Ads