Produsen minyak ExxonMobil akan memangkas pekerja di Amerika Serikat (AS) dan luar negeri. Pekerja AS yang akan terdampak PHK sebanyak 1.900 pekerja. Hal itu dilakukan sebagai upaya reorganisasi dan penghematan biaya setelah harga minyak tercatat anjlok akibat pandemi COVID-19.
Dikutip dari CNN, Jumat (30/10/2020) pekerja AS yang akan dipangkas sebagian besar di kantor pusat Houston. Perusahaan nantinya akan melakukan PHK dan menawarkan program keluar secara sukarela.
Secara keseluruhan, Exxon berencana untuk mengurangi tenaga kerja global kontraktor dan karyawan lebih dari 14 ribu hingga akhir tahun 2022. Pemangkasan itu akan mengurangi 15% dari total 88.000 tenaga kerja Exxon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman PHK datang akibat harga minyak turun tajam di tengah meningkatnya kasus pandemi COVID-19. Minyak mentah AS jatuh di bawah US$ 35 per barel pada Kamis kemarin, menandai level terendah pada empat bulan terakhir.
Turunnya harga minyak telah menghancurkan harga saham Exxon, yang telah dipotong setengah tahun ini. Exxon yang sebelumnya pernah menjadi perusahaan publik terbesar di dunia, dan kini dilampaui oleh Zoom dalam nilai pasar.
Saat ini, Exxon bernilai sekitar US$ 136 miliar setara Rp 2.000 triliun (kurs Rp 14.800), dibandingkan dengan Zoom yang bernilai US$ 140 milia. Exxon telah kehilangan nilai pasar US$ 310 miliar dan sempat memiliki nilai pasar terbesar US$ 446 miliar pada pertengahan 2014.
Kemunduran lain yang dialami Exxon yakni dihapus dari Dow Jones Industrial Average pada bulan Agustus, padahal perusahaan telah menjadi anggota selama hampir satu abad.
Selain harga minyak yang melemah, Exxon dan perusahaan bahan bakar fosil lainnya dijauhi oleh investor yang semakin mengkhawatirkan krisis iklim. Gerakan ESG telah mendorong lonjakan uang ke dalam energi bersih dan menjauh dari perusahaan minyak. Awal bulan ini, Exxon juga sempat digulingkan oleh perusahaan tenaga surya dan angin NextEra Energy (NEE) sebagai perusahaan energi paling berharga di AS
Bisnis Exxon sangat menderita sehingga perusahaan berjuang untuk membayar dividen, yang telah berhasil dikumpulkan selama 37 tahun berturut-turut. Exxon sebelumnya juga pernah mengumumkan sekitar 1.600 pekerja akan di-PHK di Eropa serta akan menawarkan berhenti secara sukarela untuk pekerja di Australia. Exxon mengatakan karyawan yang di-PHK akan menerima dukungan, termasuk pesangon dan layanan outplacement.
"Perusahaan menyadari keputusan ini akan berdampak pada karyawan dan keluarga mereka, dan telah menerapkan program ini hanya setelah evaluasi komprehensif dan pertimbangan yang matang," kata Exxon.