RI Genjot Investasi Migas Kala Pandemi, Bagaimana Biar Nggak Tekor?

RI Genjot Investasi Migas Kala Pandemi, Bagaimana Biar Nggak Tekor?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 04 Nov 2020 21:05 WIB
Blak-blakan bersama Arcandra Tahar
Arcandra Tahar (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Pengembangan infrastruktur merupakan salah satu kunci dalam bisnis minyak dan gas bumi (migas). Sebelum membangun infrastruktur, perusahaan migas juga harus memastikan sumber pasokan hingga potensi pasar yang menyerap energi tersebut.

"Selanjutnya, aspek teknologi dan komersial akan menjadi faktor penentu, apakah infrastruktur yang dibangun tersebut mampu menciptakan multiplier bisnis secara maksimal dalam kurun waktu tertentu kepada pelaku ekonomi," kata Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar seperti diunggah lewat Instagramnya @arcandra.tahar, Selasa (3/11/2020).

Lebih lanjut, Arcandra menjelaskan, saat ini PGN tengah melakukan berbagai upaya untuk tetap mengembangkan infrastruktur di berbagai daerah. Mengingat dampak pandemi COVID-19 terhadap berbagai sektor ekonomi sangat besar termasuk berkurangnya konsumsi energi, PGN juga dituntut untuk melakukan efisiensi sebaik mungkin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, proses efisiensi yang dilakukan PGN telah dimulai sejak awal yaitu ketika sebuah proyek infrastruktur akan dibangun. Tim di internal PGN akan merumuskan dan menentukan terlebih dahulu beberapa aspek strategis dan teknis yang harus dilalui sampai akhirnya bisnis berjalan secara optimal.

"Misalnya pada tahap awal, harus ditentukan target bisnis proyek tersebut secara jelas, terukur berdasarkan data yang valid. Deadline dan milestone yang akan dicapai harus clear dengan didukung oleh pemahaman yang matang terhadap pasar atau konsumen," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelum kontruksi dari sebuah infrastruktur akhirnya dibangun, maka tim proyek itu harus melalui beberapa fase strategis. Seperti, identifikasi atas partner strategis ataupun eksisting klien yang memungkinkan untuk menjadi bagian dari target proyek baru tersebut. Jika konsumen dari rencana proyek sudah jelas, kemudian dilakukan pengikatan kerja sama melalui nota kesepahaman.

Fase-fase berikutnya, kata dia, juga harus dilakukan secara disiplin dan ketat. Hal ini untuk memastikan bahwa sebuah proyek infrastruktur yang dibangun tidak saja memberikan manfaat bagi masyarakat tapi juga mampu memperkuat fundamental perusahaan guna mendukung ekspansi berikutnya.

"Catatan pentingnya, menentukan teknologi, strategi kontrak, estimasi capex dan opex serta opsi pembiayaan akan menjadi bagian dari fase krusial dalam pembangunan sebuah proyek infratruktur," ujarnya.

(acd/dna)

Hide Ads