Adapun rencana penghapusan Premium itu awalnya muncul dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun, Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) MR Karliansyah, rencana itu tidak hanya berlaku di Jamali, namun secara bertahap akan dilanjutkan ke kota-kota lainnya.
"Syukur Alhamdulillah, Senin malam yang lalu saya bertemu dengan Direktur Operasi Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021, Premium di Jamali khususnya itu akan dihilangkan. Kemudian menyusul kota-kota lainnya di Indonesia," kata Karliansyah dalam webinar yang tayang di YouTube YLKI ID, Jumat (13/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan dari penghapusan Premium sendiri, sambung Karliansyah adalah sebagai wujud komitmen pemerintah untuk mengendalikan pencemaran dari kendaraan bermotor. Komitmen itu pun sudah dituangkan ke dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.
"Pemerintah berkomitmen untuk mengendalikan pencemaran dari kendaraan bermotor ini," sebutnya.
Menurutnya, keberhasilan kebijakan tersebut sangat bergantung kepada kesedihan bahan bakar ramah lingkungan di masyarakat. Sementara berdasarkan data yang dia paparkan, mayoritas masyarakat masih menggunakan Premium yang tingkat pencemarannya tinggi.
"Data penjualan bensin masih menunjukkan Premium dan Pertalite yang mempunyai angka RON di bawah 91 masih mendominasi penggunaan BBM di masyarakat. Premium memiliki angka RON 88 masih mendominasi 55% penjualan bensin," tambahnya.
Penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium oleh PT Pertamina (Persero) mulai menurun dari waktu ke waktu. Perusahaan minyak dan gas (gas) milik negara itu memproyeksikan penurun penjualan Premium berlanjut hingga 2024.
CEO Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid menjelaskan penjualan harian BBM pada Januari 2019 mencapai 90 ribu kiloliter (KL) per hari, dimana komposisi Premium adalah 31,6 ribu KL dan Pertamax 10,3 KL.
"Kita lihat September 2020, Premium tinggal 23.000 KL per hari, sementara Pertamax-nya di 10,6-10,7 juta KL per hari," kata dia dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).
Dia menjelaskan Pertamina telah melakukan upaya-upaya agar penyaluran Premium tepat sasaran sehingga penjualannya mengalami penurunan.
Nah, bagaimana 4 tahun ke depan?