Bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium mau dihapus di Jawa, Madura, dan Bali. Menurut pengusaha angkutan darat, hal ini bisa memicu kenaikan tarif pada moda angkutan kota atau angkot.
Pasalnya menurut Ketua Bidang Angkutan Darat Organda Kurnia Lesani Adnan, moda angkot masih banyak yang menggunakan bensin jenis Premium. Sementara itu, bila Premium dihapus maka para sopir angkot harus menambah biaya.
Dia menjabarkan bensin menjadi komponen penting dalam penentuan tarif angkutan umum. Perbedaan Premium dan Pertalite saja sudah Rp 1.200 per liter, maka jelas biaya operasional akan naik, maka tarif pun harus naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Organda Setuju Premium Dihapus, Asal... |
"Ya jelas penyesuaian tarif kalau bicara dampak, pasti naik. Kan lihat aja tuh bedanya lumayan Premium ke Pertalite. Ya mungkin ke angkot yang naikkan, karena mereka yang masih banyak pakai (Premium)," ujar Sani kepada detikcom, Selasa (17/11/2020).
Di sisi lain, menurutnya lebih baik pemerintah daerah membantu memberikan stimulus kepada pengusaha angkot. Hal ini dilakukan agar opsi kenaikan tarif tidak diambil. Stimulus bisa diberikan misalnya pada penghapusan pajak kendaraan ataupun keringanan pinjaman bagi pengusaha angkot.
"Mereka ini harus menyesuaikan biayanya kalau (Premium) dihapus, makanya pemerintah daerah lah bisa kasih stimulus untuk bantu mereka. Kan kalau naikkan tarif takutnya jadi masalah sosial," kata Sani.