Ada Pertemuan Rahasia AS-Israel Saat Fasilitas Minyak Aramco Diserang

Ada Pertemuan Rahasia AS-Israel Saat Fasilitas Minyak Aramco Diserang

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 24 Nov 2020 13:28 WIB
Smoke is seen following a fire at an Aramco factory in Abqaiq, Saudi Arabia, September 14, 2019 in this picture obtained from social media. VIDEOS OBTAINED BY REUTERS/via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Foto: VIDEOS OBTAINED BY REUTERS/via REUTERS
Jakarta -

Fasilitas minyak milik Saudi Aramco di Jeddah, Arab Saudi mendapat serangan roket. Serangan itu diklaim oleh kelompok pemberontak Houthi Yaman pada Senin (23/11) waktu setempat.

Melansir en.abna24, Selasa (24/11/2020), serangan roket diluncurkan setelah ada pembicaraan rahasia antara Pompeo, Netanyahu, dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan pihaknya memang menargetkan serangan roket ke fasilitas minyak milik Saudi Aramco di kota Jeddah. Bahkan, Brigadir Jenderal Yahyah Saree mengatakan pejuang Yaman menembakkan roket 'Quds 2' ke fasilitas distribusi minyak Saudi Aramco.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses pembicaraan rahasia terjadi karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Arab Saudi secara diam-diam pada hari Minggu (22/11). Di sana, Netanyahu bertemu MBS dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.

Senior pakar energi dan Presiden Kelompok Riset Energi Wina, Fereydoun Barkeshli mengungkapkan dampak serta konsekuensi dari serangan roket terhadap pasar minyak internasional.

ADVERTISEMENT

"Rudal yang ditembakkan sekitar pukul 08.00 dan 21.30 tanggal 22 menyebabkan kebakaran luas dan merusak fasilitas Aramco," kata dia.

Menurut dia, penembakan roket ini tepat pada saat pejabat tinggi Israel dan AS melakukan pertemuan tertutup.

"Yang paling mengejutkan Saudi, adalah waktu dan kejadian yang akurat dari serangan roket dengan sesi yang sangat rahasia," ungkapnya.

Sebagai informasi, Arab Saudi telah berkoalisi untuk mengintervensi serangan Houthi di Yaman sejak 2015, setelah kelompok pemberontak itu merebut Sanaa (Ibu Kota Yaman) pada tahun 2014. Konflik antara Houthi dengan Arab semakin parah karena negara itu berupaya memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Serangan Houthi telah membuat puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, telah tewas dan jutaan orang mengungsi. PBB menyebut serangan Houthi sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia.




(hek/dna)

Hide Ads