PT PLN (Persero) berupaya mengejar target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025. Saat ini, mayoritas pembangkit PLN masih ditopang energi batu bara.
Direktur Mega Proyek PT PLN (Persero) M Ikhsan Asaad menjelaskan, hingga November 2020, porsi EBT dalam pembangkit PLN baru 13,6%.
"Sampai dengan bulan November porsi EBT di bauran energi kita baru mencapai 13,6% dengan kapasitas terpasang 8.000 MW," katanya, Rabu (25/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang, pembangkit EBT didominasi PLTA , PLTP, PLTM, PLTS hingga PLT Biomassa.
"Memang kondisi kelistrikan kita serta proyeksi energi mix sampai dengan 2020 masih didominasi pembangkit batu bara. Apalagi kita tahu bahwa ada proyek-proyek 35 ribu MW yang mulai diinisiasi 2015 saat ini mulai masuk sistem PLN," ujarnya.
Pihaknya berkomitmen untuk mengejar bauran energi 23% di 2025. Dia menurutkan, pada tahun 2000 hingga 2019 pertumbuhan pembangkit fosil 6,6%. Kemudian, pertumbuhan ini akan turun menjadi 3,6% pada periode 2020-2029.
Pada tahun 2000 hingga 2019, pertumbuhan pembangkit EBT sebesar 7,1%.
'Tapi di rencana ke depan 2020-2029 itu tumbuh 12,7%," katanya.
Baca juga: PLN-Hyundai Collabs Bikin SPBU Listrik |
Lebih lanjut, pandemi Corona membuat sejumlah wilayah mengalami kelebihan pasokan listrik. Meski begitu, beberapa daerah wilayah timur kekurangan pasokan.
"Indonesia timur, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara yang kami gambarkan warna merah menunjukkan daerah-daerah yang defisit masih didominasi pembangkit diesel ini yang kami dorong ke depan. Kami mendorong mengakselerasi EBT daerah-daerah yang defisit yang menggunakan bahan bakar minyak," ujarnya.
"Ada 2.130 lokasi sekitar 2 GW yang masih menggunakan diesel inilah yang kami dorong ke depan bagaimana me-replace, konversi PLTD dengan pembangkit EBT. Misalnya untuk tahap pertama yang kami siapkan prosesnya 200 MW 200 lokasi dari diesel menjadi EBT," ungkapnya.
(acd/eds)