Proyek kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur semakin menemui titik terang pasca terganjal urusan lahan yang membelit. Proyek pembangunannya tertunda lama sejak kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk di tahun 2017.
Namun Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan Desember nanti akan mulai berjalan pembangunannya.
"Semuanya ongoing mulai bulan Desember ini. Kita mulai masuk reklamasinya Desember ini berdasarkan data dari JO (Joint Operation) antara Rosneft dan Pertamina," kata dia dalam diskusi virtual di saluran YouTube DPMPTSP Jatim, Kamis (26/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil menjelaskan proyek investasi Rosneft sekitar Rp 211,9 triliun ini memang persoalan lahannya sangat alot.
"Itu persoalan pembebasan tanah 800 hektare lebih itu minta ampun ribetnya. Dua hari saya tidur di Tuban ini, saya turun ke tokoh-tokoh masyarakat, saya selesaikan dan sekarang tinggal 30 hektare yang belum terselesaikan. 30 hektare itu sudah diukur tinggal mereka mau diselesaikan tapi belum mau dibayar. Tapi oke saya pikir itu bertahap," paparnya.
Proyek yang digarap Rosneft ini menjadi salah satu investasi mangkrak. Nilai investasi yang mangkrak di Indonesia mencapai Rp 708 triliun. Dan kini telah dieksekusi Rp 474,9 triliun.
Pada kesempatan lain, Bahlil menjelaskan beberapa proyek investasi mangkrak yang telah dieksekusi diantaranya pembangkit listrik dan pabrik mobil listrik di Jawa Barat.
"Investasi mangkrak Rp 708 triliun ini sudah kita selesaikan 67% atau Rp 474,9 triliun, di mana di dalamnya termasuk beberapa investasi yang ada di Jawa Barat seperti contoh Tanjung Jati Power di Cirebon. Kemudian Hyundai yang sekarang lagi jalan. Kemudian listrik yang ada di sungai, PLTS Sungai Cirata," kata dia dalam West Java Investment Summit 2020 yang tayang virtual, Senin (16/11/2020).