PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) memiliki operasi di Aljazair yang berdiri dengan nama PT Pertamina Aljazair EP sejak tahun 2012. Produksi kilang di Aljazair menghasilkan 19.000 barel per hari.
Dalam mengoperasikan kilang di Aljazair, Pertamina EP menemui salah satu tantangan, yakni sulitnya mencari tenaga kerja lokal dari Aljazair.
"Tenaga kerja yang ada di Aljazair ini agak sulit kita untuk mempunyai yang berpengalaman," ungkap Direktur Utama PIEP John Anis dalam webinar Ngopi BUMN, Rabu (18/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
John Anis mengatakan, para pekerja lokal lebih memilih bekerja di kawasan Timur Tengah karena gaji yang ditawarkan lebih tinggi.
"Begitu mereka punya pengalaman, mereka lebih suka bekerja di Timur Tengah. Alasannya sangat sederhana, karena penghasilannya lebih baik di sana. Jadi ditawarkan gaji yang lebih tinggi di Qatar, Kuwait, dan Arab Saudi. Ini yang menyebabkan agak sulit kita mendapatkan local employee yang berpengalaman," tutur John Anis.
Tak hanya tantangan dari ketersediaan tenaga kerja lokal, kilang di Aljazair juga harus menghadapi keterbatasan pasar. Untungnya, kondisi geografis Aljazair tak jauh dari Eropa, sehingga masih bisa diatasi.
Di sisi lain, PIEP juga menghadapi tantangan dari kondisi iklim yang ekstrem, dan daerah yang terpencil.
"Kita mengamati medan yang ada, dan menaklukkan medan tersebut. Tempatnya juga terpencil, jauh dari mana-mana, di tengah gurun. Di sana suhu berkisar 0-60 derajat. Sedangkan, kota terdekat itu 400 kilometer (Km). Jadi ini tantangan tersendiri yang harus kita hadapi," urainya.
Dengan segala tantangan itu, menurut John Anis operasi PIEP di Aljazair sejauh ini berjalan dengan baik.
"Di sana bukan hanya 1 sumur yang kita bor, tapi ada 20 sumur yang kita bor di situ. Hasilnya sangat positif. Ini menjadi modal kita untuk memperoleh kepercayaan dari pemerintah setempat bahwa kita bukan hanya mampu, tapi bisa melebihi kinerja yang ditargetkan," pungkasnya.
(dna/dna)