Bumi Global Karbon (BGK) melaporkan Tata Kelola Lingkungan, Sosial, dan Perusahaan atau Environmental, Social, Governance (ESG) dari 17 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat.
Laporan BGK mengungkap ESG untuk BUMN Perbankan periode 2018 terendah pada tata kelola lingkungan atau environmental yakni sebesar 11%, tertinggi pada tata kelola perusahaan atau governance 38%. Sedangkan pengungkapan periode 2019 tata kelola environmental sebesar 19% dan governance 34%.
Laporan itu menunjukkan dari 2018 ke 2019 ESG terjadi peningkatan pada tata kelola environmental sebesar +8%. Penurunan terjadi pada social -2% dan governance -4%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Founder BGK, Ahmad Deni Daruri mengatakan berdasarkan laporan BGK, ESG rata-rata untuk BUMN non perbankan sebesar 5,7% dan BUMN perbankan sebesar 1%.
Menurut Deni dari hasil penghitungan BGK, kini BUMN Perbankan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada pada tata kelola lingkungan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
"Tren menunjukkan bahwa BUMN mulai memperhatikan dan mengungkapkan isu terkait environmental atau lingkungan," papar Deni dalam keterangannya, Senin (30/11/2020).
Deni mengatakan hasil ESG itu berdasarkan pedoman 33 Faktor Materialitas ESG Bumi Global Karbon dan berdasarkan laporan keberlanjutan di BUMN.
"Dalam peninjauan pengungkapan ESG dianalisis dari laporan keberlanjutan untuk tahun finansial yang berakhir di 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2019. Laporan-laporan ini diterbitkan melalui 17 sampel dari total 115 BUMN yang diambil berdasarkan publikasi laporan keberlanjutan di website official masing-masing BUMN dengan periode penerbitan laporan keberlanjutan 2019 yaitu Januari sampai Oktober 2020," papar Deni.
Deni menjelaskan laporan ESG yang ditinjau berdasarkan Laporan Keberlanjutan BUMN, dilihat dari kapan laporan itu diterbitkan dan apakah laporan itu melalui proses assurance oleh pihak ketiga independen.
Selanjutnya Deni juga menjelaskan jika berdasarkan penilaian 33 faktor materialitas ESG, hal yang dinilai yakni bagaimana BUMN mempersiapkan laporan keberlanjutan dan seberapa rinci informasi yang ditulis dalam laporan keberlanjutan. Kata Deni, beberapa poin itu dihitung menggunakan penilaian secara kuantitatif.
(fdl/fdl)