Mimpi buruk ExxonMobil di tahun 2020 belum usai, bahkan semakin parah. Selain menghadapi penurunan harga komoditas, mereka kini terpaksa untuk melakukan writedown alias penurunan harga pada nilai aset properti gas alamnya.
Dilansir dari CNN, Rabu (2/12/2020), perusahaan energi itu sudah mengumumkan melakukan writedown pada aset-asetnya. Exxon juga akan secara tajam mengurangi pengeluarannya, hal ini dilakukan untuk bersiap pada kondisi pemulihan harga minyak yang masih lama terjadi.
Exxon berencana untuk menurunkan nilai asetnya hingga sebesar US$ 17-20 miliar atau sekitar Rp 239-282 triliun (dalam kurs Rp 14.100). Hal ini jadi pukulan besar bagi perusahaan dan diyakini sebagai writedown terbesar dalam sejarah Exxon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ExxonMobil tersebut dinilai terpaksa diambil karena imbas dari kesalahan masa lalu yang dilakukan oleh perusahaan. Kesalahan itu adalah ketika Exxon mengakuisisi raksasa gas alam XTO Energy seharga US$ 41 miliar pada akhir 2009.
Adapun, sebagian besar writedown mencakup properti di Appalachia, Rockies, Texas, Oklahoma, Louisiana, dan Arkansas yang diakuisisi dalam kesepakatan XTO. Sisa biaya adalah untuk properti gas di luar negeri di Kanada bagian barat dan Argentina.
Kini hampir setengah dari nilai kesepakatan di XTO itu telah menghilang. Pasar gas alam tertekan, dengan perdagangan gas sekitar US$ 3 per MBTU, harganya sangat rendah dibandingkan saat ExxonMobil membeli XTO.