Mimpi Buruk ExxonMobil Kian Parah, Kali Ini Apa?

Mimpi Buruk ExxonMobil Kian Parah, Kali Ini Apa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 02 Des 2020 09:37 WIB
Harga Minyak Jatuh, Laba Perusahaan Migas Anjlok
Foto: BBC
Jakarta -

Mimpi buruk ExxonMobil di tahun 2020 belum usai, bahkan semakin parah. Selain menghadapi penurunan harga komoditas, mereka kini terpaksa untuk melakukan writedown alias penurunan harga pada nilai aset properti gas alamnya.

Dilansir dari CNN, Rabu (2/12/2020), perusahaan energi itu sudah mengumumkan melakukan writedown pada aset-asetnya. Exxon juga akan secara tajam mengurangi pengeluarannya, hal ini dilakukan untuk bersiap pada kondisi pemulihan harga minyak yang masih lama terjadi.

Exxon berencana untuk menurunkan nilai asetnya hingga sebesar US$ 17-20 miliar atau sekitar Rp 239-282 triliun (dalam kurs Rp 14.100). Hal ini jadi pukulan besar bagi perusahaan dan diyakini sebagai writedown terbesar dalam sejarah Exxon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ExxonMobil tersebut dinilai terpaksa diambil karena imbas dari kesalahan masa lalu yang dilakukan oleh perusahaan. Kesalahan itu adalah ketika Exxon mengakuisisi raksasa gas alam XTO Energy seharga US$ 41 miliar pada akhir 2009.

Adapun, sebagian besar writedown mencakup properti di Appalachia, Rockies, Texas, Oklahoma, Louisiana, dan Arkansas yang diakuisisi dalam kesepakatan XTO. Sisa biaya adalah untuk properti gas di luar negeri di Kanada bagian barat dan Argentina.

ADVERTISEMENT

Kini hampir setengah dari nilai kesepakatan di XTO itu telah menghilang. Pasar gas alam tertekan, dengan perdagangan gas sekitar US$ 3 per MBTU, harganya sangat rendah dibandingkan saat ExxonMobil membeli XTO.

Gas alam mencapai puncaknya pada akhir 2005 dengan lebih dari US$ 15 per MBTU. Tapi hari ini dunia memiliki kelebihan gas alam karena kesalahan pertambangan dan membuat ledakan serpih di Amerika Serikat.

Tetapi Exxon bukan cuma memangkas nilai portofolio gas alamnya, mereka juga telah menghapus sepenuhnya rencana pengembangan pada properti gas alam. Bahkan, Exxon mengatakan mereka mungkin akan menjual beberapa aset gas alamnya.

Exxon menjanjikan para investornya mereka akan memprioritaskan belanja modal jangka pendek pada aset yang memiliki potensi nilai masa depan tertinggi.

Secara khusus, Exxon mengatakan akan fokus pada pengembangan sumber daya minyaknya yang besar di Guyana. Mereka akan mempercepat produksi di Permian Basin of West Texas dan beberapa eksplorasi di Brasil.

Exxon bukanlah satu-satunya perusahaan minyak yang dipaksa untuk mengurangi nilai properti bahan bakar fosilnya. Selama setahun terakhir, Chevron, BP dan Shell semuanya juga mengalami penurunan nilai yang sangat besar.


Hide Ads