Raksasa Migas Keok Dilibas Corona

Raksasa Migas Keok Dilibas Corona

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 01 Nov 2020 08:22 WIB
Harga Minyak Jatuh, Laba Perusahaan Migas Anjlok
Foto: BBC
Jakarta -

Dua perusahaan migas raksasa Chevron dan Exxon Mobil keok dihajar Corona. Kedua perusahaan ini terpaksa melakukan efisiensi biaya operasional agar bisa bertahan di tengah pandemi.

Perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak pegawai agar biaya operasional bisa ditekan.

Memang, industri migas mengalami tekanan akibat pembatasan yang dilakukan di banyak negara demi menekan penyebaran virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita selengkapnya:



Exxon dan Cevron memang membukukan kerugian pada kuartal III. Kedua perusahaan memberhentikan pegawai mereka demi memangkas biaya operasional setiap bulannya. Exxon melakukan PHK untuk 15% pegawai.

ADVERTISEMENT

Harga minyak AS mengalami penurunan hingga 41% akibat pandemi COVID-19 yang membuat orang terpaksa di rumah demi menekan penyebaran virus di berbagai negara.

lanjut ke halaman berikutnya

Memang sempat terjadi pemulihan permintaan seperti Jerman, India, dan AS. Tetapi hal tersebut tidak mendorong kinerja perusahaan sama sekali. Direktur Keuangan Chevron Pierre Breber mengungkapkan jika prospek konsumsi energi ini bergantung dengan pengendalian pandemi di berbagai negara.

Sementara itu saham Exxon turun 1% menjadi US$ 32,62 pada Jumat lalu. Kemudian saham Chevron sempat mencatatkan kenaikan 1% menjadi US$ 69,5 setelah sempat turun 40%.

Analis energy Raymond James mengungkapkan rencana PHK yang dilakukan Exxon ini juga bertujuan agar perusahaan tidak semakin terpuruk. Perusahaan berupaya menahan dividen karena arus kas yang keluar saat ini sangat signifikan.

Direktur Energy di Palissy Advisors Anish Kapadia mengungkapkan penahanan dividen oleh Exxon ini berpotensi menambah divestasi.

PHK Pegawai

ExxonMobil akan memangkas pekerja di Amerika Serikat (AS) dan luar negeri. Pekerja AS yang akan terdampak PHK sebanyak 1.900 pekerja. Hal itu dilakukan sebagai upaya reorganisasi dan penghematan biaya setelah harga minyak tercatat anjlok akibat pandemi COVID-19.

Dikutip dari CNN, pekerja AS yang akan dipangkas sebagian besar di kantor pusat Houston. Perusahaan nantinya akan melakukan PHK dan menawarkan program keluar secara sukarela.

Secara keseluruhan, Exxon berencana untuk mengurangi tenaga kerja global kontraktor dan karyawan lebih dari 14 ribu hingga akhir tahun 2022. Pemangkasan itu akan mengurangi 15% dari total 88.000 tenaga kerja Exxon.

Pengumuman PHK datang akibat harga minyak turun tajam di tengah meningkatnya kasus pandemi COVID-19. Minyak mentah AS jatuh di bawah US$ 35 per barel pada Kamis kemarin, menandai level terendah pada empat bulan terakhir.

Turunnya harga minyak telah menghancurkan harga saham Exxon, yang telah dipotong setengah tahun ini. Exxon yang sebelumnya pernah menjadi perusahaan publik terbesar di dunia, dan kini dilampaui oleh Zoom dalam nilai pasar.


Saat ini, Exxon bernilai sekitar US$ 136 miliar setara Rp 2.000 triliun (kurs Rp 14.800), dibandingkan dengan Zoom yang bernilai US$ 140 milia. Exxon telah kehilangan nilai pasar US$ 310 miliar dan sempat memiliki nilai pasar terbesar US$ 446 miliar pada pertengahan 2014.

Kemunduran lain yang dialami Exxon yakni dihapus dari Dow Jones Industrial Average pada bulan Agustus, padahal perusahaan telah menjadi anggota selama hampir satu abad.

Selain harga minyak yang melemah, Exxon dan perusahaan bahan bakar fosil lainnya dijauhi oleh investor yang semakin mengkhawatirkan krisis iklim. Gerakan ESG telah mendorong lonjakan uang ke dalam energi bersih dan menjauh dari perusahaan minyak. Awal bulan ini, Exxon juga sempat digulingkan oleh perusahaan tenaga surya dan angin NextEra Energy (NEE) sebagai perusahaan energi paling berharga di AS

Bisnis Exxon sangat menderita sehingga perusahaan berjuang untuk membayar dividen, yang telah berhasil dikumpulkan selama 37 tahun berturut-turut. Exxon sebelumnya juga pernah mengumumkan sekitar 1.600 pekerja akan di-PHK di Eropa serta akan menawarkan berhenti secara sukarela untuk pekerja di Australia. Exxon mengatakan karyawan yang di-PHK akan menerima dukungan, termasuk pesangon dan layanan outplacement.

"Perusahaan menyadari keputusan ini akan berdampak pada karyawan dan keluarga mereka, dan telah menerapkan program ini hanya setelah evaluasi komprehensif dan pertimbangan yang matang," kata Exxon.


Hide Ads