PTBA-Pertamina Bakal Dapat Jatah Saham 40% dari Sulap Batu Bara ke Gas

PTBA-Pertamina Bakal Dapat Jatah Saham 40% dari Sulap Batu Bara ke Gas

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 07 Des 2020 15:13 WIB
Batu bara di kapal CB 121 Banjarmasin terbakar dan mengeluarkan asap tebal. Nelayan di perairan Pulorida, Merak, khawatir pernapasannya terganggu.
Foto: Muhammad Iqbal
Jakarta -

PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero), dan Air Products and Chemicals Inc sedang menggarap proyek pabrik pemrosesan batu bara menjadi dimethyl eter (DME). Melalui proyek itu, PTBA dan Pertamina akan mengantongi saham 40% tanpa mengeluarkan investasi sepeser pun untuk pabrik.

Adapun produk DME itu akan digunakan sebagai pengganti LPG di kalangan rumah tangga.

Direktur Utama PTBA Arvian Arifin menjelaskan, saham tersebut akan dikantongi pihaknya dengan Pertamina setelah pabrik itu beroperasi secara komersial atau Commercial Operation Date (COD).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertamina dan PTBA punya opsi memiliki saham setelah proyek ini COD dan menghasilkan DME terbukti 1 tahun. Dalam waktu 1 tahun setelah COD. Punya opsi saham 40%, yang porsi saham dibeli sesuai dengan investasi awal," ungkap Arvian dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Senin (7/12/2020).

Ia menegaskan, kesepakatan itu diperoleh tanpa kedua BUMN harus mengeluarkan biaya untuk membangun pabrik di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel).

ADVERTISEMENT

"Yang penting digarisbawahi, dalam proyek ini, baik Pertamina maupun PTBA tidak mengeluarkan investasi yang digunakan untuk pembangunan processing company ini. Semua dilakukan oleh investor," ujar Arvian.

Sementara itu, Air Products akan mengucurkan dana sebesar US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 30 triliun untuk membiayai proyek.

"PTBA akan memasok batu bara, menyiapkan lahan, infrastruktur, dan lain-lain di Tanjung Enim. Pertamina sebagai off taker, yang akan membeli produk DME ini," paparnya.

Pabrik DME itu sendiri ditargetkan beroperasi pada kuartal II-2024 dengan kapasitas produksi 1,4 juta ton per tahun atau setara pengurangan impor LPG 1 juta ton per tahun.

"Akhir tahun akan ditanda tangan perjanjian kerja sama PTBA, Pertamina dan Air Products. Diharapkan segala proses APC, konstruksi, dan sebagainya pabrik ini akan beroperasi di kuartal II-2024," pungkasnya.

(dna/dna)

Hide Ads