Sesalkan Smelter Dibakar, Menperin: Pemerintah Kerja Keras Bawa Investasi

Sesalkan Smelter Dibakar, Menperin: Pemerintah Kerja Keras Bawa Investasi

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 15 Des 2020 23:25 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang/Foto: Dok. Kementerian Perindustrian
Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyayangkan kejadian unjuk rasa yang berujung kerusuhan hingga menyebabkan pembakaran smelter nikel milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Konawe, Sulawesi Utara (Sultra). Pasalnya, industri nikel dianggap penting bagi hilirisasi industri dan penguatan struktur industri.

"Saya sangat menyesalkan terjadinya pembakaran pabrik Virtue Dragon Nickel Industry. Saat ini pemerintah sedang bekerja keras membawa investasi ke Indonesia yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan lapangan usaha bagi masyarakat," ujar Agus dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Selasa (15/12/2020).

Agus menyebut pembakaran fasilitas industri seharusnya tidak terjadi. Perusahaan dan karyawan bisa melakukan dialog untuk mencapai jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Dia mengimbau pekerja untuk menahan diri dan membuka ruang dialog dengan pihak manajemen untuk menyelesaikan segala isu secara transparan agar kejadian ini tidak terulang kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebaliknya, saya juga meminta perusahaan untuk mematuhi seluruh peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, termasuk memastikan pemenuhan hak para pekerja," tegasnya.

Menperin juga meminta kepada pemerintah Kabupaten Konawe untuk segera memfasilitasi mediasi untuk semua pihak terkait dengan sebaik-baiknya. Begitu juga kepada aparat keamanan untuk menindak tegas pihak-pihak yang melakukan tindakan anarkis hingga berujung pembakaran pabrik smelter.

ADVERTISEMENT

"Sekali lagi, pemerintah meminta kepada semua pihak agar bersama-sama menjaga situasi yang kondusif dan tidak memperburuk keadaan, guna menjaga iklim investasi yang sejuk di Kabupaten Konawe," imbuhnya.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT VDNI yang telah merealisasikan investasinya sebesar US$ 1 miliar untuk membangun 15 tungku Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan total kapasitas produksi mencapai 800 ribu metrik ton per tahun untuk menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel 10-12%.

Proyek tersebut akan dilanjutkan menjadi industri yang terintegrasi dan menghasilkan stainless steel berkelas dunia. PT VDNI telah memberikan kontribusi cukup signfikan terhadap pertumbuhan nilai ekspor nasional, yang menyumbang sebesar US$ 142,2 juta hingga akhir tahun 2018 dari pengapalan produk NPI.

Langsung klik halaman berikutnya.

Selain itu, proyek tersebut telah menyerap tenaga kerja sebanyak 6 ribu orang yang sebagian besar merupakan warga asli Sulawesi Tenggara. Perkembangan perusahaan tersebut juga menciptakan multiplier effect yang membuka peluang kerja bagi sekitar 10.000 tenaga kerja tidak langsung.

Fasilitas smelter dengan luas area 700 hektare tersebut menjadi salah satu fasilitas pemurnian bijih nikel terbesar di Indonesia. PT VDNI adalah anak perusahaan Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd yang merupakan produsen feronikel terkemuka di dunia.

Bahkan, perusahaan afiliasi PT VDNI sedang membangun smelter nikel dengan kapasitas produksi NPI sebanyak 1,2 juta ton per tahun dan pabrik untuk memproduksi stainless steel dengan kapasitas sebanyak 3 juta ton per tahun. Total nilai investasi ini diperkirakan mencapai US$ 2 miliar.

Forum Industri Nikel Indonesia (FINI) juga mencatat industri smelter telah membuktikan kontribusinya secara signifikan bagi perekonomian nasional. Sepanjang 2019, ekspornya menembus US$ 7 miliar. Sedangkan tahun ini diproyeksi menembus US$ 8-10 miliar.

Selain bermanfaat terhadap penerimaan devisa negara, industri nikel di tanah air juga berkontribusi mengurangi defisit neraca perdagangan. Hingga saat ini, investasi di sektor ini mencapai US$ 15-16 miliar.


Hide Ads