Produksi Listrik PLTA Mrica Disetop Sementara Gegara Sampah

Produksi Listrik PLTA Mrica Disetop Sementara Gegara Sampah

Uje Hartono - detikFinance
Rabu, 16 Des 2020 22:15 WIB
Penampakan sampah usai banjir di waduk PLTA Mrica
Foto: Uje Hartono/detikcom: Penampakan sampah usai banjir di waduk PLTA Mrica
Banjarnegara -

Tingginya intensitas hujan pada awal Desember di Banjarnegara membuat sungai Serayu meluap. Sungai yang merupakan hulu dari waduk PLTA Mrica ini tidak hanya membawa lumpur, namun juga sampah.

Kondisi ini membuat PT Indonesia Power Mrica menghentikan sementara produksi listrik. Saat ini, pihak PT Indonesia Power Mrica tengah fokus melakukan pembersihan sampah di waduk.

"Produksi listrik sementara kita setop. Mesin kita shut down. Sekarang kita fokus untuk membersihkan sampah," kata Plt General Manager PT Indonesia Power Mrica Slamet Suwardi saat jumpa pers di Mrica Corner, Rabu (16/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghentian ini dilakukan dengan pertimbangan keamanan mesin maupun keselamatan jiwa. Jika dipaksakan dengan kondisi saat ini juga akan merusak mesin.

"Kalau mampet diterusin malah rusak, sehingga sejak banjir awal Desember tepatnya hari Jumat (4/12) lalu kami menghentikan produksi listrik. Sekarang membersihkan sampah-sampah dulu," ujar Slamet.

ADVERTISEMENT

Dampak dari intensitas hujan yang tinggi pada tanggal 1-4 Desember kemarin Sungai Serayu membawa material. Mulai dari lumpur dan sampah pertanian dan semua menumpuk. Saat ini sampah yang dibersihkan baru sekitar 20 persen. Sampah yang ada di waduk sebagian besar berupa sampah pertanian, seperti kayu atau bambu.

Sedangkan untuk sedimen atau lumpur di waduk PLTA Mrica, Slamet juga menyampaikan saat ini sudah mengkhawatirkan. Bahkan, ia memprediksi jika tidak dilakukan pengerukan akan rata di tahun 2025 mendatang.

"Saat ini, 60 persen kondisi waduk adalah sedimentasi. Sudah sangat parah. Jadi kalau tidak diambil, 2025 sudah rata. Air hanya lewat saja," terang Slamet.

Untuk pengerukan, sudah dilakukan. Namun lantaran ada perubahan teknologi, saat ini pihaknya masih menunggu izin dari Gubernur Jawa Tengah terkait dampak lingkungan.

"Kita sekarang sedang menunggu izin dari pak Gubernur untuk bisa memulai lagi. Sebelumnya satu mesin besar tapi sering mampet dan mati. Makanya ada teknologi baru kecil-kecil tapi banyak. Karena ada perubahan teknologi ini kami harus lapor dan ada kajian lingkungan. Dan sudah lulus kajian sekarang tinggal menunggu izin keluar," paparnya.

Langsung klik halaman berikutnya

Banyaknya sedimen dan sampah di waduk PLTA Mrica ini, mulai hari ini, Rabu (16/12) dilakukan pemeliharaan waduk dengan membersihkan sedimen dan sampah. Selama dilakukan pembersihan ini dimungkinkan akan dilakukan flusing.

"Sekarang sedang kita bersihkan. Kalau dibutuhkan flusing ya kita lakukan. Belum tau flusing ini akan dilakukan mala mini, besok atau lusa. Menunggu infrastruktur untuk melakukan flusing," ujar Slamet.

Namun demikian, ia mengimbau kepada warga untuk tidak perlu khawatir. Pasalnya, sesuai aturan yang ada, sebelum flusing dilakukan ada pemberitahuan terlebih dahulu baik melalui struktural maupun non struktural.

"Flusing itu normal tidak perlu khawatir. Masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Nanti akan ada pemberitahuan baik melalui early warning berupa alarm dan pengeras suara maupun pemberitahuan lainnya. Lamanya juga hanya 20 menit sampai 30 menit," Slamet.

Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar hulu untuk memperbanyak tanaman keras. Sehingga akan membantu menahan laju erosi. Intinya tanaman besar yang tidak satu musim.

"Untuk masyarakat yang tinggal di atas atau di sekitar hulu untuk menanam tanaman besar yang tidak satu musim. Tujuannya untuk membantu menahan laju erosi. Selain itu juga untuk tidak membuang sampah di sungai. Sebaiknya baik sampah rumah tangga, industri atau pertanian dimanfaatkan untuk hal lain. Kalau dibuang ke sungai justru akan menjadi masalah buat kami," tutur Slamet


Hide Ads