Harga Minyak Sudah Naik 69% Usai Pemilu AS, Kini Sentuh US$ 63/Barel

Harga Minyak Sudah Naik 69% Usai Pemilu AS, Kini Sentuh US$ 63/Barel

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 01 Mar 2021 13:06 WIB
Harga Minyak Jatuh, Laba Perusahaan Migas Anjlok
Foto: BBC
Jakarta -

Harga minyak Amerika Serikat (AS) telah meroket 69% sejak pemilihan presiden November berdasarkan penutupan pada Kamis. Harga minyak kini dibanderol US$ 63,50 per barel, kenaikan itu menjadi keuntungan besar bagi AS.

Menurut American Automobile Association (AAA) harga bensin juga naik 27% sejak pemilu, dengan rata-rata nasional mencapai US$ 2,70 per galon minggu ini.

Lonjakan harga minyak usai pemilu presiden AS juga pernah terjadi setelah kemenangan Presiden AS George HW Bush pada 1988. Saat itu harga minyak melonjak 31%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga minyak yang lebih tinggi adalah cerminan dari optimisme tentang pertumbuhan ekonomi saat dunia memulai proses vaksinasi untuk melewati pandemi," kata Direktur Pendiri Pusat Kebijakan Energi Global Universitas Columbia, Jason Bordoff dikutip dari CNN, Senin (1/3/2021).

Reli minyak saat ini terjadi pada saat kebijakan energi di Washington mengalami perubahan drastis setelah empat tahun pemerintahan Trump. Presiden Joe Biden telah bergerak cepat untuk mengatasi krisis iklim dengan memasukkan kembali AS ke dalam Perjanjian Paris, mencabut izin pipa Keystone XL dan memerintahkan moratorium sewa minyak dan gas baru di tanah federal dan wilayah perairan. Namun krisis iklim dan kendaraan listrik tetap menjadi ancaman nyata bagi minyak.

ADVERTISEMENT

Dalam laporan Oil's Last Dance, Bank of America memperkirakan penjualan kendaraan listrik mencapai 34% dari total penjualan mobil pada tahun 2030 dan melampaui penjualan kendaraan yang menghabiskan banyak bahan bakar bensin pada tahun 2035. Bank tersebut juga memperkirakan permintaan minyak global akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2030.

Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah membuat kemajuan besar dalam mengalahkan COVID-19. Pfizer (PFE) dan Moderna (MRNA) meluncurkan vaksin yang sangat efektif akhir tahun lalu, dan setelah penerapan awal yang lambat telah dipercepat. Negara ini mungkin tinggal beberapa hari lagi untuk mendapatkan akses ke vaksin suntikan tunggal pertama.

Lihat juga Video: Harga Minyak Anjlok, Trump Borong 75 Juta Barel

[Gambas:Video 20detik]



(ara/ara)

Hide Ads