PLN Bangun Tower Baru Demi Jaga Kelistrikan di NTT, Dijamin Aman?

PLN Bangun Tower Baru Demi Jaga Kelistrikan di NTT, Dijamin Aman?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 10 Mei 2021 19:00 WIB
PLN melalui Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) sebagai pengelola aset transmisi, melakukan pemeliharaan jaringan  transmisi dan gardu induk secara berkala.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

PT PLN (Persero) akan membangun tower permanen sebagai ganti dua menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV yang terdampak badai siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk memulihkan kelistrikan di sana, PLN telah membangun tower darurat atau emergency.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Syamsul Huda mengatakan, pembangunan tower ini sudah dimulai. Pembangunan tower dimulai dengan tahap perencanaan.

"Jadi kami harus memperhitungkan kondisi tanah dengan konstruksi yang dibutuhkan, sehingga nanti pada saat dibangun setelah jadi, bener-bener tower yang kokoh, tidak gampang roboh kalau diterjang hujan angin," katanya dalam konferensi pers, Senin (10/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, pembangunan tower permanan ini butuh waktu sekitar 3 bulan. Untuk pembangunan tower ini membutuhkan dukungan dari semua pihak. "Mengenai waktu, kira-kira, perkiraannya 3 bulan, jadi nanti 3 bulan nanti ke depan ini mudah-mudahan sudah bisa terbangun yang permanen," katanya.

Dia mengatakan, dua menara yang terdampak yakni T19 dan T20. Tower yang benar-benar roboh adalah T19. Ia belum memastikan berapa tower yang akan dibangun. Meski begitu, dia bilang setidaknya dua tower akan dibangun.

ADVERTISEMENT

"Setidaknya-setidaknya kami harus membangun kembali tower yang roboh dan miring itu, minimal ada dua. Mudah-mudahan sudah cukup. Kenapa saya terkesan belum pastikan jumlahnya karena ini tergantung dari hasil survei," terangnya.

"Kalau hasil surveinya agak panjang, tentu akan menambah tower dari tower yang roboh tadi bisa 2 atau 3. Tergantung hasil survei terakhir seperti apa. Kalau dua ya dua, kalau misalnya diperlukan tiga ya kami harus bangun tiga. Tidak boleh dipaksakan dua, soalnya kalau dipaksakan dua justru nanti kekuatan towernya tidak bisa dipertanggungjawabkan," paparnya.

(acd/fdl)

Hide Ads