PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero) akan menyediakan infrastruktur dan pasokan gas bumi ke Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Heads of Agreement (HoA) mengenai penyediaan pasokan dan infrastruktur gas bumi oleh Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto, Direktur KI Kendal, Didik Purbadi, dan Direktur Utama KIT Batang, Galih Saksono, dan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury.
Haryo Yunianto menjelaskan melalui kerja sama ini PGN akan menyediakan pasokan gas bumi beserta infrastruktur pendukungnya berupa gas pipa, Compressed Natural Gas (CNG), dan Liquified Natural Gas (LNG) untuk memenuhi kebutuhan energi industri serta komersial di KIK dan KITB.
"Kedua HoA ini merupakan bagian dari upaya untuk memberikan kepastian kepada calon investor di KIK maupun KITB atas jaminan ketersediaan pasokan gas bumi. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan daya saing iklim investasi di kawasan industri maupun industri di Indonesia pada umumnya," ujar Haryo dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya pengembangan Kawasan Industri di Kendal dan Batang ini diharapkan dapat mendorong pergerakan ekonomi daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) supaya berkelanjutan. Menurut Haryo, Jateng punya potensi geografis yang menguntungkan karena diapit 2 provinsi besar yang kaya akan pasokan dan pasar gas. Selain itu, Jawa Tengah juga merupakan tujuan dari dua pipa transmisi, yaitu Pipa Transmisi Gresik-Semarang dan Pipa Transmisi Cirebon-Semarang.
"Layanan gas bumi ke KI Kendal dan KIT Batang juga menjadi milestone baru bagi PGN untuk membuka pasar baru di Jawa Tengah. Kedua kawasan industri tersebut sebagai pasar pontensial gas bumi, semoga terus bertumbuh sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan menjadi bagian dari upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional," paparnya.
"Ketersediaan gas bumi dan infrastrukturnya termasuk menjadi komponen vital dalam pengembangan suatu kawasan industri. Ketika sudah aktif diutilisasi nanti, semoga dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi Jawa Tengah melalui industri-industri baru yang produktif," imbuh Haryo.
Dia menjelaskan demand gas di wilayah KIK maupun KITB diproyeksikan cukup besar. Oleh karena itu, lanjutnya, PGN terus melakukan koordinasi dengan KIK dan KITB terkait total demand gas yang potensial akan digunakan. Termasuk mengkaji secara komprehensif mengenai profil kawasan, ketersediaan lahan dan fasilitas eksisting yang diperlukan, kebutuhan energi sebagai bahan bakar atau bahan baku, pembangkit listrik, industri, dan data-data pendukung lainnya.
"Pembangunan pipa gas transmisi Gresik-Semarang pun telah diselesaikan. Semoga mempercepat realisasi kepastian penyaluran pasokan gas bumi di kedua kawasan industri ini. Terdapat rencana kerja sama PGN dengan Pemda dan BUMD Jawa Tengah terkait penyediaan CNG beserta infrastruktur pedukungnya agar pasokan gas bumi di Jawa Tengah semakin andal," jelas Haryo.
Lebih lanjut dia menyebut, pihaknya juga tengah menyelesaikan interkoneksi Pipa Gresem dengan Pipa Kalimantan Jawa (Kalija) guna mengoptimalisasi distribusi gas bumi di sektor industri area Kendal dan Semarang. Finalisasi interkoneksi Pipa Gresem - Kalija dinilainya mampu meningkatkan pemanfaatan gas bumi yang dari Lapangan Kepodang. Sehingga diharapkan dapat memperkuat keandalan pasokan gas bumi.
"PGN siap mendukung dan bekerja sama dengan berbagai pihak agar upaya keandalan infratruktur maupun pasokan gas bumi di Jawa Tengah dapat segara terealisasi. Mengingat banyak industri di Jawa Tengah yang potensial menyerap gas bumi sebagai bahan bakar ataupun bahan baku yang lebih efisien. Semoga nilai lebih gas bumi dapat meningkatkan daya saing industri untuk kemudian bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah maupun nasional," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury menyampaikan pembangunan kawasan industri yang dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait target pemulihan ekonomi RI.
"Sesuai dari arahan Bapak Presiden bahwa Indonesia dalam beberapa tahun mendatang diharapkan untuk bisa tumbuh di atas 5 persen dan bagaimana Indonesia bisa pulih dari pandemi COVID-19. Salah satu yang akan bisa menjadi pendorong adalah peningkatan dari investasi. Dan salah satu yang menjadi strategi pemerintah untuk bisa mendatangkan investasi adalah membangun sebuah kawasan industri. Khususnya dalam hal ini di kawasan Pantura untuk bisa mengundang investasi ke Indonesia," katanya.
Selain kemudahan investasi, menurut Pahala efisiensi dalam infrastruktur dan biaya untuk masuk ke dalam kawasan industri jadi kunci untuk menarik investor ke Indonesia. Di samping itu juga terkait kepastian ketersediaan listrik dan energi bagi perusahaan yang akan masuk ke dalam kawasan industri tersebut.
"Saat ini kita sudah mendapatkan komitmen dari beberapa investor untuk bisa masuk ke dalam kawasan-kawasan industri tersebut. Untuk itu saya berharap bahwa HoA yang ditandatangani oleh PGN dengan KIK dan KITB hari ini dapat betul-betul bisa dilanjutkan menjadi sebuah kerjasama dan memastikan ketersediaan energi di kedua kawasan tersebut," papar Pahala.
Diungkapkannya saat ini banyak industri yang selain memastikan ketersediaan dan efisiensi energi listriknya, juga memastikan energi dan listrik disediakan dengan konsep yang lebih ramah lingkungan serta rendah kadar hidrokarbonnya.
"Nantinya kita akan berkoordinasi dengan KPUPR untuk memastikan bahwa pipa atau tersedianya jaringan antara Batang dan Semarang yang menjadi persyaratan untuk bisa melakukan transmisi dari sumbernya salah satunya Jambaran Tiung Biru," tuturnya.
Dia berharap dengan inisiatif ini kerja sama antara PGN dengan KIK dan KITB ini, RI bisa tumbuh dan menarik lebih banyak investasi asing.
Untuk diketahui, PGN sudah menyediakan infrastruktur dan memasok gas bumi di Jateng sejak tahun 2014 lewat penyaluran gas bumi dengan jaringan gas di kawasan Industri Tambak Aji, penyediaan gas untuk Pembangkit Listrik Tambak Lorok, penyaluran gas ke 7.093 rumah tangga di Kota Semarang dan Kab Blora.
Sampai saat ini PGN telah menyalurkan gas bumi ke 13 pelanggan industri komersial di Kawasan Industri Tambah Aji dan Wijaya Kusuma melalui gas pipa dan CNG. Total volume penyerapan gasnya mencapai 23,85 BBTUD. Selain itu, Pertagas, Anak Perusahaan PGN, telah menyiapkan uji komersial untuk pengoperasian pipa transmisi gas bumi sepanjang 268 Km yang akan membawa gas bumi dari Gresik ke Semarang.
Secara keseluruhan, saat ini PGN telah menyalurkan gas bumi kepada 75 kawasan industri di Indonesia di mana jumlah pelanggan yang dilayani dalam kawasan sebanyak 636 industri dengan volume konsumsi gas sebesar 236 BBTUD.
(prf/hns)