PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Gas, Subholding Kilang, dan Subholding Shipping bekerja sama dengan PT Badak LNG untuk menyediakan infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) terintegrasi. Penyediaan infrastruktur ini dalam rangka mendukung pengembangan bisnis kilang Pertamina di Cilacap.
Proyek tersebut ditandai dalam tiga Head Of Agreement (HOA) yang ditandatangani oleh Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto, Direktur PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) Erry Widiasto, serta Direktur Utama PT Badak LNG, Gema Iriandus Pahalawan. Dan disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati serta Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono.
Proyek ini akan memasok gas dengan peningkatan volume secara bertahap (ramp up) 111 MMSCFD selama 20 tahun ke Kilang Cilacap menggunakan skema Small Scale Land Based Regasification Terminal. Adapun perkiraan biaya investasi (Capex) yang diperlukan sebesar US$ 151,7 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono menjelaskan sinergi yang terjalin ini mencakup 3 hal. Pertama antara PGN dan KPI untuk penyediaan infrastruktur LNG. Lalu, sinergi antara PGN dan PT Badak LNG dalam menyediakan fasilitas penyimpanan dan breakbulking LNG. Serta kolaborasi PGN dan PIS dalam rangka utilisasi kapal LNG dengan skema long term time charter atau skema angkutan LNG lainnya.
"Kami berharap kerja sama ini menjadi contoh bagi subholding lain bahwa Pertamina Group dapat bersinergi dan menghasilkan manfaat yang luar biasa," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/5/2021).
Diungkapkan Mulyono, ke depan proyek akan digunakan untuk mengembangkan market LNG retail di Jawa Tengah bagian selatan yang diproyeksikan menghasilkan efisiensi hingga US$ 58,5 juta per tahun lewat pemanfaatan gas.
Seperti diketahui, Kilang Cilacap merupakan salah satu dari 7 unit pengolahan di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 348.000 BSD. Kilang ini bernilai strategis karena menyuplai 34 persen kebutuhan BBM nasional, atau sekitar 60 persen kebutuhan BBM di Pulau Jawa.
Sementara itu, Direktur Utama PGN, Haryo Yunianto menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengembangan bisnis kilang Pertamina. Hal ini mengingat PGN merupakan bagian dari Holding Migas Pertamina. Apalagi proyek ini masuk dalam prioritas PGN dalam menyediakan supply chain LNG terintegrasi.
"Semoga dengan tersedianya supply chain dan infrastruktur LNG yang terintegrasi nanti dapat memenuhi kebutuhan gas di Kilang Cilacap dengan tepat biaya, mutu dan waktu," katanya.
Dia menyebut sinergi ini menjadi bentuk dukungan terhadap Pertamina Grup dalam mengelola portfolio LNG yang bisa dioptimalkan dalam rangka substitusi bahan bakar berjenis Residual Fuel Oil (FRO) menjadi bahan bakar berbasis gas.
"Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkan perekonomian nasional dan dapat mengurangi impor serta menekan defisit neraca migas," tutupnya.
(prf/hns)