Pemerintah Sunat Investasi PLN Gegara Khawatir Utang Bejibun

Pemerintah Sunat Investasi PLN Gegara Khawatir Utang Bejibun

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 25 Mei 2021 21:30 WIB
Laba Bank Mandiri Rp 7,1 Triliun

PT Bank Mandiri Tbk berhasil mencetak laba semester I 2012 sebesar Rp 7,1 triliun pada kuartal II 2012. Angka itu tumbuh 12,69% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 6,3 triliun. Hal ini dikatakan Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, saat diskusi bertajuk Menjadi Lembaga Keuangan yang Selalu Progresissive dan Dihargai di ASEAN, di Grand Ballroom Hotel Intercontinental Midplaza, Senin (6/8/2012). Agung Pambudhy/Detikcom 

1. (Kika) Chief Ekonomist Destry Damayanti, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, Direktur Commercial and Business Banking Sunarso dan Vice President Coordinator Change Management Office Ventje Rahadjo saat diskusi. 
 Pertumbuhan laba Bank Mandiri tak lepas dari sokongan anak-anak perusahaannya, seperti Bank Syariah Mandiri, Aksa Mandiri, dan Tunas Mandiri. 
2.  Total laba anak perusahaan membaik, mencapai Rp 936 miliar atau hampir Rp 1 triliun. Pertumbuhan laba hanya dari anak perusahaan mencapai 36,5 persen year on year
3. Laba perseroan juga didorong kinerja positif dalam penyaluran kredit. Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit sebesar 26,6 persen menjadi Rp 350,4 triliun pada kuartal II 2012.
Foto: Anisa Indraini: Dirut PLN Zulkifli Zaini cek listrik daerah yang terimbas banjir
Jakarta -

PT PLN (Persero) diminta pemerintah untuk memangkas anggaran investasi tahunan dari Rp 100 triliun menjadi maksimal Rp 75 triliun- Rp 80 triliun. Pasalnya, pemerintah khawatir dengan utang perusahaan listrik pelat merah itu menggunung.

Awalnya, Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyinggung utang PLN sebesar Rp 649,2 triliun di 2020. Hal itu dia sampai dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dirut PLN Zulkifli Zaini. Dia mempertanyakan bagaimana PLN mengelola utang tersebut.

"Bagaimana pengelolaan utang perusahaan, utang korporasi? saya mencatat utang korporasi PLN tahun 2020 yaitu mencapai sebesar Rp 649,2 triliun," kata dia dalam RDP, Selasa (25/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenai utang PLN, Zulkifli mengatakan per akhir Desember, utang PLN sudah turun menjadi Rp 452,4 triliun. Kemudian utang kembali turun menjadi Rp 448,6 triliun per April 2021.

Dia memastikan debt to EBITDA, yakni ukuran utang dibandingkan dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) semakin membaik

ADVERTISEMENT

"Kami terus berupaya untuk apabila cash flow memungkinkan itu menurunkan utang ini dari waktu ke waktu. Di waktu yang lalu debt per EBITDA kami itu di atas 5, malah pernah di atas 6. Per April itu sudah Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati dia turun menjadi 4,38," paparnya.

PLN juga akan terus berupaya membayar utang-utangnya yang bersuku bunga tinggi untuk dikonversi dengan utang baru yang bunganya lebih murah.

"Dan di tahun 2020 kami sudah menurunkan utang PLN sebesar Rp 30 triliun dengan utang yang lebih murah," sebut Zulkifli.

Kemudian, Zulkifli menyinggung mengenai arahan pemerintah sebagai pemegang saham, yaitu PLN tidak diizinkan lagi investasi sebesar Rp 100 triliun. PLN hanya diizinkan investasi Rp 75 triliun sampai Rp 80 triliun.

"Itu karena pemegang saham mulai khawatir dengan angka daripada utang PLN yang terus naik," jelas Zulkifli.

Meski investasi PLN dipangkas, pihaknya berkomitmen untuk merealisasikan apa yang sudah dicanangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan sebaik mungkin.

"Dengan transparansi, dengan GCG (tata kelola perusahaan yang baik), dengan efisiensi, Insyaallah itu akan lebih baik dari waktu ke waktu," tambah Zulkifli.

(toy/hns)

Hide Ads