12 Proyek Ini Bikin Cadangan Migas RI Bertambah 114 Juta Barel

12 Proyek Ini Bikin Cadangan Migas RI Bertambah 114 Juta Barel

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 07 Jun 2021 15:13 WIB
Eksplorasi minyak PT Medco Energi
Foto: www.medcoenergi.com
Jakarta -

Sebanyak 12 Plan of Development (PoD) telah disetujui oleh Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Dengan 12 proyek ini maka tambahan cadangan miyak dan gas bumi sebanyak 114,4 juta Barrels of Oil Equivalent (MMBOE) dan menghasilkan rencana investasi sebesar US$ 1,34 miliar.

Deputi Operasi SKK Migas merangkap Plt Deputi Perencanaan SKK Migas Julius Wiratno menyebutkan penambahan cadangan dari 12 PoD dan sejenisnya ini lebih besar dari perkiraan awal. Saat perencanaan cadangan minyak diprediksi bertambah 7,4% dari target penambahan cadangan tahun 2021 yang ditetapkan sebesar 625 juta BOE.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ternyata hasil evaluasi menunjukkan adanya penambahan cadangan sebesar 114,4 juta BOE atau sekitar 18,31% dari target 2021," ujar dia dalam siaran pers, Senin (7/6/2021).

Julius menjelaskan, sepanjang tahun ini SKK Migas menargetkan ada 40 PoD yang diproses dengan tambahan cadangan 625 juta BOE. Jika target 2021 tercapai, maka selama 4 tahun berturut-turut SKK Migas berhasil mendapatkan penambahan cadangan lebih dari yang diproduksikan pada tahun tersebut.

ADVERTISEMENT

Dia menambahkan, SKK Migas sedang melakukan pembahasan PoD lain. Tapi ada beberapa PoD yang pengajuannya membutuhkan insentif untuk membantu meningkatkan keekonomian lapangan.

"Untuk itu SKK Migas bersama KKKS terkait sedang melakukan pembahasan bersama di Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan," jelas dia.

Evaluasi PoD yang tidak membutuhkan insentif diharapkan bisa selesai pada Oktober 2021. Kemudian untuk yang membutuhkan insentif sedang dilakukan pembahasan secara paralel.

SKK Migas dan Kementerian ESDM saat ini berupaya meningkatkan cadangan terbukti Indonesia melalui berbagai kegiatan, baik yang dapat menghasilkan tambahan cadangan pada jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Usaha ini mendesak dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi impor BBM Indonesia.

Sebagai gambaran, konsumsi BBM saat ini sekitar 1,6 juta barel per hari (bopd) sementara produksi nasional hanya sekitar 700 ribu bopd. GAP akan meningkat seiring meningkatnya kebutuhan BBM.

Menurut dia jadi GAP yang masih besar membutuhkan produksi migas nasional yang lebih tinggi agar defisit migas dapat diturunkan sehingga impor migas dapat ditekan. Cita-cita produksi 1 juta barrel minyak di 2030 belumlah mencukupi kebutuhan minyak secara nasional, namun setidaknya GAP dengan konsumsi dapat dikurangi.

"Dengan insentif yang diberikan oleh Pemerintah maka kami harapkan tingkat produksi migas dimasa mendatang dapat ditingkatkan, yang dimulai dengan capaian RRR yang tinggi," tambah Julius.


Hide Ads