Masuk Fortune 500, Pertamina Kalahkan Coca-cola hingga Tesla

Masuk Fortune 500, Pertamina Kalahkan Coca-cola hingga Tesla

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 03 Agu 2021 12:15 WIB
Kantor Pertamina
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) kembali masuk Fortune Global 500 tahun 2021. BUMN minyak dan gas itu menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar di posisi 287 dengan nilai pendapatan perusahaan US$ 41,47 miliar pada tahun buku 2020.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan capaian itu menandakan bahwa Pertamina diakui dunia dan sejajar dengan world class company lainnya.

"Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh stakeholder karena capaian Pertamina ini tidak lepas dari dukungan positif berbagai pihak, baik Direksi, Dewan Komisaris dan seluruh pekerja Pertamina Group, serta pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan juga stakeholder lainnya," kata Nicke dalam keterangan tertulis, Selasa (3/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan migas Internasional yang masuk dalam daftar 10 besar Fortune Global 500 yaitu raksasa energi asal China, China National Petroleum (CNP) dan Sinopec Group yang masing-masing menduduki peringkat ke-4 dan 5 Fortune Global 500 tahun 2021.

Beberapa perusahaan migas Internasional lainnya meski secara finansial berhasil mencapai pendapatan signifikan, perusahaan tersebut mengalami kerugian pada 2020 di antaranya BP (18), Royal Dutch Shell (19), Exxon Mobile (23), Chevron (75) dan Petronas (277). Beberapa perusahaan besar berada di bawah peringkat Pertamina seperti Repsol (381), Coca-Cola (370), Tesla (392) dan Danone (454).

ADVERTISEMENT

Nicke menjelaskan tantangan pandemi sejak tahun lalu membuat Pertamina mengalami triple shock sehingga pendapatan turun signifikan. Beruntung berkat terobosan dan transformasi organisasi yang dilakukan di seluruh lini bisnis, Pertamina mampu memperoleh pendapatan hingga US$ 41,47 miliar dan mencetak laba US$ 1,05 miliar pada 2020.

Di sisi lain, Pertamina menyatakan akan konsisten menyediakan energi untuk negeri melalui berbagai program di antaranya BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi, serta infrastruktur hilir lainnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Melalui pencapaian kinerja operasional dan keuangan Pertamina, total pendapatan pemerintah pada 2020 yang dikontribusi dari Pertamina hampir mencapai Rp 200 triliun, yaitu melalui setoran pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 126,7 triliun serta penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina sebesar Rp 73,1 triliun.

Dengan ekosistem energi yang terus berjalan dari hulu ke hilir, Pertamina menjaga keberlangsungan hidup 1,2 juta tenaga kerja langsung, serta multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung.

Dukungan Pertamina kepada masyarakat luas untuk pemulihan pandemi juga terus dilakukan mulai dari pembangunan beberapa rumah sakit COVID-19, bantuan transportasi untuk distribusi oksigen, hingga perhatian Pertamina kepada lebih dari 13.000 UMKM terdampak pandemi untuk dapat bertahan bahkan naik kelas.

"Tantangan pandemi COVID-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapat mencapai target nilai pasar US$ 100 miliar pada 2024 mendatang, seluruh jajaran manajemen dan pekerja tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kami optimistis akan terus tumbuh dan terus memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara," tutur Nicke.

Untuk diketahui, pemeringkatan Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak tahun 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.


Hide Ads