Blok Rokan resmi diambil alih oleh PT Pertamina Hulu Rokan dari sebelumnya dikelola oleh PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
Hari ini 10 orang perwakilan pekerja Pertamina Hulu Rokan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membicarakan terkait program ke depan.
Principal Expert Upstream Pertamina Hulu Rokan Budianto Renyut mengungkapkan jika Presiden mengarahkan kepada para pekerja di Pertamina Hulu Rokan untuk menjaga dan memastikan produksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pertemuan tadi kami dapat arahan dan harapan dari pak Presiden, bahwa kami semuanya menjaga dan memastikan produksi bisa ditingkatkan untuk ke depannya, untuk Blok Rokan," kata dia dalam tayangan Youtube Biro Setpres, Kamis (12/8/2021).
Dengan proses transisi ini diharapkan proses pengeboran sumur bisa dilakukan dengan mulus demi meningkatkan produksi minyak di blok Rokan. Budianto mengungkapkan jika semua pegawai telah diterima dan menjadi pegawai Pertamina.
Sr Manager Well Development Lysa Aryanti mengungkapkan proses peralihan ini memakan waktu 2 tahun di mana 1 tahun proses pembahasan yang intens antara pemerintah, SKK Migas lalu operator CPI dan operator Pertamina Hulu Rokan.
Dia mengungkapkan proses peralihan ini tidak sama sekali menghentikan proses recreate drilling. "Benar-benar proses yang seamless sekali, tidak harus berhenti dulu kemudian mulai lagi. Dari tanggal 8 Agustus jam 23.59 ke tanggal 9 jam 00.00 itu semuanya masih bekerja seperti sebelumnya," imbuh dia.
Manager Well Development Project Pramudya dia mengungkapkan Pertamina Hulu Rokan menargetkan bisa melakukan pengeboran sebanyak 161 sumur dan tahun depan 500 sumur yang akan dibor lagi. "Kemudian project-project yang sudah dicanangkan seperti oil recovery itu sudah mulai," jelas dia.