Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) besar sedang dikembangkan di Kalimantan Utara. Tepatnya, pengembangan dilakukan pada PLTA Kayan Cascade yang memiliki kapasitas 3.300 MW.
Pengembangan itu dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE). Dengan kapasitas PLTA Kayan Cascade diharapkan bauran energi baru terbarukan makin banyak di Indonesia.
"Sesuai dengan harapan yang diucapkan Presiden saat pidato kenegaraan kemarin, KHE mengembangkan pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade yang akan berkontribusi besar terhadap penurunan emisi gas rumah kaca dunia," kata Direktur Operasional PT KHE Khaeroni, dalam keterangannya Rabu (18/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, bauran energi baru terbarukan hingga Mei 2021 baru sebesar 10.426 MW. Dari besaran tersebut, PLTA menyumbang sebesar 4.701 MW ongrid dan 938 MW offgrid.
Khaeroni menjelaskan PLTA Kayan Cascade dimulai pengembangannya sejak tahun 2011, idenya adalah memanfaatkan arus sungai Kayan untuk membangkitkan listrik. Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai US$ 17,8 miliar.
Baca juga: PLTA Kayan 9.000 MW Ditarget Rampung 2024 |
PLTA ini memiliki struktur berupa bendungan yang jumlahnya ada 5, tiap bendungan memiliki 5-6 unit turbin pembangkit. Pembangunan ditargetkan selesai tahun 2024 dan mulai bisa digunakan untuk kebutuhan komersial pada tahun 2025.
"Proyek PLTA ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2025," kata Khaeroni.
Pembangunan bertahap pun dilakukan, di tahap pertama PLTA Kayan Cascade berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Nantinya, listrik yang dihasilkan PLTA Kayan Cascade bisa diserap oleh kawasan industri Tanah Kuning. Di sana terdapat pabrik pengolahan biji nikel, baja, aluminium serta pelabuhan internasional yang ada di Kaltara. Bahkan bisa mensuplai ke ibukota negara baru di Kalimantan Timur.
"Listrik yang dihasilkan dari PLTA tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri dan pelabuhan," jelas Khaeroni.
Lebih lanjut Khaeroni mengatakan, proyek Kayan Cascade sebetulnya merupakan bagian dari konsep kawasan Kaltara Integrated Green Economic Zone. Kawasan ini dikelola PT Indonesia Strategis Industri (ISI). Selain mengelola Kawasan Industri Hijau yang terintegrasi, ISI juga mengelola Pelabuhan Internasional Indonesia.
(hal/zlf)