Pertamina melalui subholding gas PT PGN Tbk. mengoperasikan SPBG Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah. SPBG tersebut berkapasitas 1 MMSCFD atau setara dengan 30.000 liter setara premium (lsp) per hari (lsp).
Peresmian SPBG Kaligawe dilakukan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji didampingi oleh Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina Iman Rachman, dan Direktur Utama PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto.
Tutuka mengatakan pengoperasian SPBG Kaligawe akan memudahkan pengisian bahan bakar gas untuk BRT Trans Semarang. Selain ekonomis, kata dia, BBG juga mendorong terwujudnya udara bersih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan konversi BBM ke BBG akan didapatkan emisi kendaraan lebih rendah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Beroperasinya SPBG Kaligawe dapat mendorong masyarakat Semarang menggunakan BBG yang ramah lingkungan dan ekonomis. Untuk itu, semoga Pertamina Grup dapat merealisasikan rencana untuk mempeluas pemanfaatan SPBG Kaligawe secara berkelanjutan," ungkap Tutuka dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021).
Ia menguraikan penggunaan BBG ini dapat lebih hemat sekitar 13% dengan asumsi kebutuhan solar untuk satu unit bus sekitar 50 liter per hari dengan harga Rp 5.150 per liter, sedangkan BBG bernilai Rp 4.500 per lsp.
Tutuka menambahkan SPBG Kaligawe merupakan bagian dari Infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian ESDM melalui dana APBN dan terkoneksi dengan pipa distribusi subholding gas. Untuk operasional, akan menggunakan gas dari Wilayah Kerja (WK) Kangean dan Muria.
Direktur SPPU Pertamina Iman Rachman mengulas SPBG Kaligawe direncanakan akan menyuplai 200 bus Trans Semarang berbahan bakar gas milik Pemerintah Kota Semarang. Rata-rata pemakaian gas untuk 200 unit bus sekitar 8.400 lsp. Dari pemanfaatan SPBG Kaligawe yang berkapasitas 30.000 lsp, masih ada sekitar 21.600 lsp yang bisa dipakai untuk 500-600 kendaraan lain.
"Diharapkan SPBG Kaligawe ini menjadi salah satu titik suplai penyediaan bahan bakar gas di wilayah Jawa Tengah dan pada akhirnya dapat mendorong bisnis gas secara keseluruhan di wilayah tersebut. Nantinya fasilitas ini juga dapat dioptimalkan untuk layanan Compressed Natural Gas (CNG) sektor komersial seperti hotel, restoran, UMKM dan sejenisnya," urai Iman.
Direktur Utama PGN Haryo Yunianto menimpali PGN sebagai subholding gas Pertamina akan menambah titik suplai bahan bakar gas, khususnya sektor transportasi di tempat lain, sehingga dapat semakin mempermudah akses masyarakat.
"Lokasi SPBG Kaligawe sudah cukup strategis di dekat ruas jalan nasional. Maka perlu dilakukan survey lebih mendetail terutama capturing potensi demand transportasi di luar bus Trans Semarang, seperti angkutan kota yang melewati Jalan Raya Kaligawe," urai Haryo.
Ke depannya, lanjut Haryo, akan dilakukan peningkatan utilisasi pada SPBG Kaligawe agar dapat melayani pelanggan di sektor rumah tangga dan industri retail di wilayah Semarang dan sekitarnya. SPBG Kaligawe sekaligus menjadi realisasi manfaat dari Jumperline Tambak Lorok guna menyediakan fleksibilitas dan keandalan infrastruktur penyaluran gas bumi di Jawa Tengah.
(ega/hns)