Pemerintah Mulai Ngebor 'Harta Karun Energi', Potensinya Gede Banget!

Pemerintah Mulai Ngebor 'Harta Karun Energi', Potensinya Gede Banget!

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 18:00 WIB
PLTP Kamojang yang berada di Garut merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan tenaga panas bumi. PLTP ini disebut sebagai yang tertua lho di Indonesia.
Pemerintah Mulai Ngebor 'Harta Karun Energi', Potensinya Gede Banget!/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Indonesia punya potensi panas bumi mencapai 23.000 MW. Namun, dari potensi yang besar itu yang termanfaatkan baru sekitar 2.100 MW.

Pemerintah pun putar otak untuk mengoptimalkan potensi tersebut. Langkah itu salah diwujudkan dengan pengeboran eksplorasi sumur panas bumi di WP Cisolok, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.

Pengeboran ini dilakukan untuk mengetahui potensi sumber daya panas bumi di lokasi tesebut. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pengeboran ini dilakukan perdana oleh pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah satu momentum pertama, pertama kali ini pekerjaan tajak panas bumi dengan program slim hole yang dilakukan oleh pemerintah, intinya adalah untuk bisa mengidentifikasi sumber daya panas bumi yang ada di lokasi ini khususnya," katanya di lokasi pengeboran yang disiarkan secara online, Jumat (3/9/2021).

Menurutnya, masih banyak yang harus dilakukan untuk memanfaatkan potensi tersebut. Apalagi, kata dia, dunia saat ini menuntut pemakaian energi bersih.

ADVERTISEMENT

"Tuntutan dunia saat ini adalah menggunakan energi yang bersih menggantikan sumber energi fosil. Karena energi fosil menghasilkan emisi karbon yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim, temperatur dunia makin meningkat tiap tahun, sehingga menyebabkan pelelehan di sumber-sumber yang ada, dan ini akan menyebabkan peningkatan permukaan air laut," paparnya.

Tuntutan dunia itu harus direspons dengan baik. Arifin menuturkan, sebetulnya program ini ada di delapan lokasi. Namun, karena keterbatasan dilakukan di dua lokasi yakni Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pekerjaan ini diharapkan selesai dalam waktu 2-3 bulan. Dengan adanya pengeboran ini diharapkan menghasilkan data-data yang akurat dan bisa menarik investor.

"Jadi sebagai disampaikan Pak Kepala Badan Geologi, pekerjaan ini akan memakan waktu kurang lebih 2 sampai 3 bulan. Dan 2-3 bulan itu kita bisa menghasilkan data-data yang lebih akurat dan ini akan bisa memastikan investor untuk bisa berinvestasi. Ini satu baru tahap awal," terangnya.

"Tujuannya adalah dengan data-data yang lebih clear, yang lebih jelas, ini akan memberikan kemudahan dari investor untuk bisa melakukan kajian-kajian keekonomiannya dan akan memberikan manfaat bahwa tarifnya akan lebih ekonomis," sambungnya.

Listrik dari panas bumi paling mahal. Cek halaman berikutnya.

Arifin pun mengaku, tarif listrik panas bumi selama ini tidak kompetitif karena risiko yang dikeluarkan untuk eksplorasi sangat mahal. Dia mengatakan, tarif listrik yang berasal dari panas bumi paling tinggi dibanding sumber energi lain.

"Selama ini tarif panas bumi tidak kompetitif, karena seluruh biaya-biaya sangat besar, risiko yang dikeluarkan untuk eksplorasi sangat mahal. Dan tarif listrik, biaya listrik yang dihasilkan dari panas bumi paling tinggi di antara seluruh sumber-sumber energi," katanya.

Pengeboran yang dilakukan pemerintah bertujuan menghasilkan data-data yang jelas, sehingga investor dengan mudah melakukan kajian ekonominya. Dia juga bilang, dengan demikian, investor yang menanamkan modalnya di Indonesia menjadi lebih nyaman.

"Nah inilah sekarang salah satu upaya kita bagaimana kita bisa menyiapkan satu data yang baik, bisa menyiapkan perizinan-perizinan, kemudian juga seluruh persiapan pekerjaan sehingga memang investor itu bisa lebih nyaman masuk dan bisa lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya," ujarnya.


Hide Ads