Menteri BUMN Erick Thohir meyakini dengan adanya 6 subholding usaha yang sudah terbentuk membuat PT Pertamina (Persero) tembus menjadi perusahaan dengan valuasi US$ 100 miliar atau setara Rp 1.420 triliun (kurs Rp 14.200) alias Rp 1,4 kuadriliun.
Erick pun melaporkan hal itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara peresmian pabrik baja Hot Strip Mill 2 itu milik Krakatau Steel di Cilegon, Banten.
"Minggu lalu sudah diluncurkan Pertamina sebagai holding, yang mempunyai 6 subholding, sesuai dengan rapat terakhir Bapak Presiden yang ditargetkan waktu itu saya ingat pada bulan Juli dan ini telah berhasil Bapak," tuturnya dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (21/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick mengatakan dengan terbentuknya 6 subholding Pertamina membuat anak-anak usaha di bawahnya memiliki kinerja yang luar biasa. Dia mencontohkan di hulu telah ditemukan potensi cadangan migas yang baru.
"Di Hulu sendiri kemarin ada potensi temuan baru Gas dan minyak yaitu 204 juta barel. Ini sungguh menggembirakan di kala kita terus menurun daripada produksi daripada nasional kita," terangnya.
Dia juga melaporkan bahwa subholding di hulu pada kuartal II-2021 sudah mencatatkan keuntungan US$ 1 miliar. Lini usaha kilang dan petrochemical juga sebelumnya menjadi beban sekarang sudah untung US$ 280 juta.
"Nah ini kita akan pastikan sub-subholding ini menjadi fondasi yang kuat juga untuk Pertamina menuju US$ 100 miliar. Karena memang Pertamina sendiri sudah masuk Global 500 perusahaan terbesar, jadi tidak ada istilah turun tapi harus terus naik," tegasnya.
Erick pun menerangkan, untuk menuju Pertamina dengan valuasi US$ 100 miliar dibutuhkan penjualan mencapai US$ 92 miliar di 2024 dan keuntungan US$ 8 miliar.
(das/zlf)