Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima meminta PT Pertamina (Persero) tidak mempersulit pedagang bensin eceran yang ingin mengecer Pertalite. Hal ini menjawab keresahan pengecer bensin di Solo Raya yang mengaku tidak bisa membeli pertalite di SPBU dengan berbagai alasan.
Aria Bima mengaku telah menerima keluhan tersebut dari paguyuban pedagang bensin eceran Solo Raya. Keluhan tersebut juga telah disampaikan melalui nomor aduan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
"Paguyuban pengecer bensin tidak bisa beli Pertalite. Saya ditelepon Pak Yusuf ketua paguyuban, Pak Yusuf juga sudah WA Pak Wali (Gibran)," kata Aria Bima usai meninjau vaksinasi di Pura Mangkunegaran, Solo, Senin (4/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi PDIP itu mengaku sudah mengonfirmasi kepada Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina, Dedi Sunardi. Dia mendapatkan jawaban bahwa kemungkinan kebijakan pembatasan dilakukan masing-masing SPBU.
"Jawaban Pak Dedi yaitu tidak ada kebijakan pembatasan pertalite di manapun. Kalau ada kebijakan, mungkin di masing-masing SPBU. Kami sudah Meminta Dirut Patra Niaga untuk memastikan kelancaran suplai ke SPBU untuk pertalite," kata Aria membacakan jawaban pihak Pertamina.
"Makanya saya sampaikan supaya SPBU jangan bikin aturan sendiri karena masalah BBM terutama Pertamina, itu kebijakan dibuat pusat dan dijalankan di daerah," ujar Aria.
Aria Bima menyebut pedagang bensin eceran juga termasuk UMKM yang perlu diperhatikan. Dari pihak paguyuban pun, kata dia, bersepakat akan membeli Pertalite pada jam sepi, sehingga tidak mengganggu konsumen lain.
"Ini UMKM, tidak hanya kecil tetapi gurem, modalnya Rp 600 ribu, Rp 200 ribu, untungnya 500 perak, 100 perak, jadi jangan dipersulit. Karena jumlah pengecer bensin tidak sedikit di kampung-kampung itu, di Solo aja ada 600 pedagang. Mereka juga sepakat beli di jam sepi, jam 10 malam sampai jam 5 pagi," tutupnya.
Bagaimana respons Pertamina? Langsung klik halaman berikutnya.