Hasil Polling: Pembaca Setuju Mobil-Motor Bensin Dilarang Dijual 2040

Hasil Polling: Pembaca Setuju Mobil-Motor Bensin Dilarang Dijual 2040

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 15 Okt 2021 14:46 WIB
Antrean kendaraan juga terjadi di SPBU Cikini, Jakarta, Senin (17/11). Warga menyerbu untuk membeli BBM jenis premium sebelum harganya naik.
Hasil Polling: Pembaca Setuju Mobil-Motor Bensin Dilarang Dijual 2040
Jakarta -

Mayoritas pembaca menyetujui rencana pemerintah yang akan menyetop penjualan motor hingga mobil konvensional atau berbahan bakar bensin. Motor rencananya akan setop pada 2040 dan mobil 2050.

Rencana itu disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan menjadi salah satu upaya untuk mencapai target komitmen nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060

Pembaca mengikuti polling yang diadakan sejak kemarin pukul 14.00 WIB ini sebanyak 18 orang. Selisih antara pembaca yang setuju dan tidak setuju juga cukup jauh. Jumlah yang setuju hingga polling ditutup pukul 14.00 WIB, Selasa (15/10/2021) 18 orang yang setuju dan yang tidak setuju hanya 3 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembaca yang setuju memiliki sejumlah alasan. Misalnya salah satu pembaca setuju tetapi dia mendorong pemerintah agar kendaraan listrik nantinya dijual dengan harga yang murah.

"Setuju aja. Tetapi dari sekarang tolong kendaraan listrik dibantu untuk perkembangannya dengan subsidi, harga yang murah, pajak yg dipermudah dan baterai yg gampang ditukar di minimarket atau SPBU," kata Rid*** Set******.

ADVERTISEMENT

Pembaca lainnya yang menyetujui hal tersebut meralasan karena bahan bakar fosil saat ini sudah terancam habis. Jadi negara memang harus menyiapkan alternatifnya.

"Setuju, segera disiapkan sarana dan prasarananya. Bahan bakar fosil akan segera habis, mau tidak mau semua negara di dunia harus segera bersiap dengan alternatifnya," tulis c* g**.

Ada lagi, pembaca setuju tetapi dia masih menyayangkan karena untuk mengganti kendaraan konvensional ke listrik harganya masih berbeda.

"Di 1 sisi memang kita harus mengurangi tingkat polusi udara yg mengancam ekosistem lingkungan tapi di sisi lain membeli/mengganti kendaraan dari konvensional ke listrik kan beda harganya," tuturnya.

Yang tidak setuju di halaman berikutnya.

Beberapa pembaca juga menyarankan untuk mempercepat rencana tersebut. Bukan mulai tahun 2040, tetapi lebih cepat ke tahun 2025.

"Kalau baiknya 2025 sudah ga pakai bensin. Lebih cepat lebih baik," kata an**

"Lebih cepat 15 tahun atau tahun 2025 pun aku setuju banget," tulis Ma***.

Sedangkan pembaca yang tidak setuju alasannnya juga berbagai macam. Salah satu pembaca masih keberatan karena menilai kendaraan listrik tidak murah.

"Lebih setuju kalo pake konverter BBG, jadi masih bisa pake kendaraan yg sekarang, memangnya kendaraan listrik murah?" tulis WIL****.

Pembaca lainnya, tidak setuju tetapi dia menyarankan agar Premium, Pertalite, dan Pertamax untuk dihilangkan.

"Sisakan saja Pertamax Plus dan Pertamx Turbo," ungkap De*** Sw***.

Pembaca lain, masih mempertanyakan bagaiaman nasib kendaraan berbahan bakar bensin yang sudah ada. Dia menyarankan ada solusi untuk bisa tukar tambah atau dimodif mesinnya.

"Terus kendaraan yang sudah ada bakal dikemanain? Dibuang ke laut? Harusnya ada win win solustion buat pemilik kendaraan lama. Tukar tambah atau bisa di modif mesin dengan yg mesin listrik atau gimana," pungkas fo******.


Hide Ads