Indonesia memang kaya akan mineral berharga yang tersebar di beberapa daerah, salah satunya adalah timah. Saking banyaknya timah, Indonesia sukses menjadi negara kedua penghasil timah terbesar di dunia berdasarkan U.S. Geological Survey.
Hal ini tidak lepas dari Indonesia yang dilewati oleh jalur timah yang disebut dengan Southeast Asia Tin Belt. Jalur ini turun dari Thailand, menuju ke Malaysia, dan berakhir di Kepulauan Bangka-Belitung. Wilayah inilah yang menjadi area penambangan dan pengolahan PT Timah Tbk, Anggota BUMN Holding industri Pertambangan MIND ID.
Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Agung Pratama mengatakan perusahaannya mengelola beberapa site yang ada di Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan juga Provinsi Riau. Walau begitu, ia mengatakan timah juga ditengarai ada di beberapa wilayah di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk konsesi penambangan PT Timah Tbk sendiri ada di wilayah Bangka Belitung, KEPRI dan Riau," kata Agung kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Penasaran ingin melihat seperti apa proses pengolahan timah, detikcom pun berkesempatan menyambangi Unit Peleburan PT Timah yang berada di Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
Secara historis, PT Timah merupakan penggabungan dari tiga perusahaan Belanda yang menjalankan proses pertambangan Inland Mining dan offshore Mining. Agung menjelaskan proses pemisahan dan pencucian timah yang sudah dikirimkan dari alat produksi. Cadangan mineral dan pasir-pasir timah yang sudah terkumpul tersebut langsung diproses untuk dilakukan proses pencucian.
"Jadi selain proses penambangan, ada item atau peralatan pengolahan pertama setelah proses penambangan dilakukan yaitu proses pencucian. Setelah dicuci kemudian bijih timah yang berbentuk kadarnya akan menjadi Sn 65%-72% untuk kemudian dibawa ke fasilitas peleburan" ujar Agung.
![]() |
Pada dasarnya, PT Timah Tbk melaksanakan pola penambangan terintegrasi selain eksplorasi dan penambangan, proses pengolahan bijih timah menjadi logam timah terbagi menjadi tiga tahap. Pertama, tahap konsentrasi yakni pemisahan bijih timah dengan kadar Sn 20-30% dari mineral lainnya. Selain itu dilakukan pula peningkatan kadar timah menjadi sekitar Sn 72-74%.
Kadar timah yang tinggi merupakan syarat utama proses peleburan untuk mendapatkan logam timah yang berkualitas. Proses selanjutnya adalah proses peleburan atau smelting. Proses peleburan merupakan proses reduksi konsentrat bijih timah dengan suhu yang tinggi.
Memang ketika detikcom berada di tempat tersebut, hawa panas seketika langsung terasa. Ketika kami bertanya, suhu yang dibutuhkan untuk melebur timah-timah tersebut berada di sekitar 900 derajat celcius.
Proses dilakukan dalam dua tahap, tahapan pertama peleburan konsentrat bijih timah yang akan menghasilkan timah kasar atau crude tin dan terak 1 atau slag. Pada peleburan pertama, slag akan mengikat mineral pengotor lain pada konsentrat.
Pada peleburan tahap kedua, slag akan kembali direduksi sehingga menghasilkan senyawa SnFe atau yang disebut dengan hardheard. Hardheard merupakan bahan baku untuk peleburan tahap pertama.
Nantinya, proses peleburan yang baik akan menghasilkan crude tin dengan kadar Sn yang tinggi dan komponen pengotor (impurities) berupa mineral lain seperti As, Pb, Ag, Fe, Cu dan Sb yang rendah.
Di fasilitas peleburan, timah-timah tersebut diupgrade lagi, sehingga speknya sudah sesuai dengan kebutuhan pasar dan dicetak dalam bentuk balok-balok timah atau ingot yang siap untuk diekspor.
"Untuk proses penambangan di darat kurang lebih sama. Flow penambangan baik oleh alat tambang perusahaan sendiri atau mitra akan dibawa dari site tambang ke proses pencucian hingga peleburan, sampai dengan menghasilkan produk balok timah dengan spesifikasi yang sesuai untuk diekspor," ungkap Agung.
![]() |
"Simple prosesnya seperti itu dan tentunya areal tambang yang masuk kategori dapat direklamasi akan dilakukan reklamasi baik penanaman atau dalam bentuk lainnya," lanjutnya.
Tahapan terakhir adalah pemurnian atau refining. Pada tahap ini crude tin dari hasil peleburan pertama akan dimurnikan melalui kettle refining, eutectic refining dan electrolytic refining. Proses pemurnian akan menghasilkan logam timah dengan kadar Sn yang mampu mencapai 99,93%.
Produk akhir yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat berkisar antara 16 kg sampai dengan 30 kg per balok. Logam timah juga dapat dibentuk sesuai dengan permintaan pelanggan (customize) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di Bursa Logam London (LME).
Halaman selanjutnya soal Proses Pasca Penambangan PT Timah..