Punya sumber daya alam berupa timah membuat Provinsi Bangka Belitung terkenal akan kerajinan tangan yang terbuat dari timah. Tak hanya jago di pasar lokal, kerajinan timah ini juga terkenal hingga pasar luar negeri.
Seorang perajin pewter, Budi (65) mengatakan usaha kerajinan timah miliknya dengan nama Pangkal Pewter menjual beberapa hasil produksinya ke luar negeri. Penjualannya bahkan mencapai ke Timur Tengah, China hingga Australia.
"Barangnya sih udah sampe keluar negeri, ke Timur Tengah, China, Australia juga ada. Banyak belinya, kadang kapal pinisi. Ini dulu 2-3 tahun lalu kirimnya keluar, kirim rutin tiap bulan sekitar 10 kerajinan kapal pinisi," tutur Budi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Walau begitu, semenjak pandemi permintaan akan kerajinan timah dari luar negeri sudah mulai berkurang. Tetapi, pesanan dari pasar lokal tetap mengalir, seperti pesanan untuk souvenir pernikahan atau juga oleh-oleh.
Dalam proses produksinya, Budi dibantu oleh beberapa karyawan. Budi menjelaskan khusus gantungan kunci, Budi dan koleganya membuat desain masternya sendiri. Tetapi untuk patung, Budi bekerja sama dengan pekerja seni yang ada di Yogyakarta.
"Karena kita belum bisa untuk yang serumit patung. Karena pewter ini kan campuran teknologi dan seni," ungkap Budi.
Dalam pembuatan pewter, bahan mentah berupa timah sekitar 12 kg dilebur sampai mencair di suhu 220 derajat celcius. Ketika sudah mulai meleleh, timah tersebut dituang ke cetakan. Setelah itu masuk proses finishing yang bervariasi tergantung dari lama pembuatannya dan tingkat kesulitan produk.
Ia mengatakan bahan baku dari kerajinan pewter 97% adalah timah putih, 2% antimony dan 1% tembaga. Tetapi, ia tidak sulit untuk menemukan bahan baku karena Bangka Belitung terkenal dengan penghasil timah.
Soal harga, produk-produk yang dihasilkan Budi dan koleganya bervariasi. Dari yang termurah yaitu Rp 30 ribu berupa gantungan kunci dan juga bros sampai Rp 20 juta yang biasanya merupakan pesanan khusus seperti miniatur kapal, mobil, hingga jembatan.
![]() |
"Yang bikin mahal biasanya ya karena kita bikin master-masternya dulu, bikin cetakan, lalu krn 97% komposisinya timah murni. Selain ukuran, detail yang sulit, seperti kapal pinisi itu kan detailnya lengkap jadi menentukan harganya, yang paling mahal sih biasanya ukurannya 60 - 90 cm sampai semeter lebih tingginya," tuturnya.
Ia juga mengatakan kesulitan dalam membuat kerajinan ini adalah detailnya yang benar-benar harus diperhatikan. Seperti contohnya kerajinan yang berbentuk kapal harus benar-benar diperhatikan agar sambungan dan juga soldernya tepat agar tidak rusak dan hancur.
"Di penyambungannya, disolder, harus banyak-banyak latihannya, kalau soldernya kurang bagus ya ini semua akan hancur lumer dan rusak, jadi perlu banyak latihan karena kesulitannya tinggi ya, detailnya lengkap di luar dan dalam kapalnya itu sendiri," tuturnya.
Soal omzet, Budi mengaku mampu mengantongi Rp 30 juta dalam satu bulan. Di masa pandemi kali ini, usaha dari Budi memang sedikit terkendala, namun tidak mengurangi banyak dalam hal pendapatannya. Ia masih mampu mengantongi Rp 20 juta dalam satu bulan.
![]() |
Dalam menggeluti usahanya, Budi juga mendapatkan kontribusi dari PT Timah dengan pemberian workshop hingga modal tambahan. Ia juga kerap diajak berkeliling pameran hingga dibantu pemasaran hingga pemesanan cinderamata.
"Awalnya PT Timah membantu kita dalam bentuk modal kerja seperti kita beli bahan baku, dan kami merasa sangat terbantu karena memudahkan, kita juga sering diajak ikut pameran untuk melihat kerajinan-kerajinan yang lain untuk studi banding lah, untuk pemasaran juga lah," tutur Budi.
Budi pun berharap kerajinan yang dibuat olehnya dan kolega dapat diproduksi lebih massar lagi. Bahkan kalau bisa dibuatkan satu buah pabrik pewter seperti yang ada di Selangor, Malaysia.
"Harapan kita ya kalau bisa lebih massal lagi supportnya seperti buat pabrik seperti Selangor Pewter di Malaysia. Mudah-mudahan PT TIMAH bisa membantu kami para pengrajin agar bisa jadi lebih besar lagi paling tidak seperti Selangor Pewter pabrik yang terkenal di Bangka Belitung. Terima kasih PT Timah semoga bisa terus membantu mitra-mitra lainnya juga," pungkas Budi.
Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya.
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.
Lihat juga video 'Kreasi Emak-emak Sulap Sampah Plastik Jadi Tikar':