Ramai Indonesia bisa jadi penyebab Singapura krisis listrik karena banyak impor gas alam dari RI. Singapura tak cuma impor gas alam dari Indonesia, ada barang lain yang diimpor, mulai dari logam, barang elektronik, hingga peralatan listrik.
Data itu diambil dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam data Ekspor Indonesia Menurut Provinsi Asal Barang 2020. detikcom merangkumnya berdasarkan data masing-masing provinsi yang menjadikan Singapura tujuan utama ekspor mereka.
Pertama, nilai ekspor Provinsi Kalimantan Barat ke Singapura pada 2020 tercatat naik sebesar 854,22% senilai US$ 325,4 juta. Dari nilai itu barang yang banyak diekspor ke Singapura yakni logam dasar yang besaran ekspornya 99,71%.
Artinya, penerimaan logam dasar yang diterima Singapura dari Kalbar cukup besar. Dari tahun 2018 hingga 2020 ekspor logam dasar ke Singapura ini terus meningkat.
"Pada 2018 nilai ekspor logam dasar US$ 12,9 juta, 2019 US$ 31,8 juta, dan pada 2020 melonjak US$ 325,4 juta," mengutip dari data BPS, yang dikutip Jumat (22/10/2021).
Kemudian, dari Kepulauan Bangka Belitung ekspor logam dasar juga menjadi komoditas paling banyak diekspor ke Singapura. Besarannya hingga 88,22% yang diekspor ke negara itu.
Pada tahun 2018, nilai ekspor logam dasar US$ 348,8 juta, naik lagi tahun 2019 menjadi US$ 532,8 juta. Kemudian turun sebanyak 65,88% di 2020 menjadi US$ 181,8 juta.
Di Kepulauan Riau, Singapura impor paling banyak barang dari industri komputer, elektronik, dan optik. Besaran ekspor Riau dari barang barang itu paling tinggi sebesar 28,26%. Kedua terbesar yakni ekspor pertambangan gas alam 20,73%.
Untuk industri komputer, elektronik, dan optik nilai ekspor ke Singapura di tahun 2018 US$ 1,58 miliar, 2019, US$ 1,265 miliar, dan 2020 US$ 1,166 miliar.
Nilai ekspor gas alam di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Sinovac Jadi Incaran Warga Singapura untuk Vaksinasi Booster
(ara/ara)