Dunia sedang dihadapkan oleh ancaman krisis energi. Hal itu membuat batu bara menjadi komoditas yang sangat berharga bagi sejumlah negara demi menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga fosil.
Di sisi lain, berbagai negara berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga fosil dan beralih ke energi baru terbarukan (EBT). Hal yang sama juga sedang dikejar oleh Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir pun punya pesan khusus kepada PT PLN (Persero) untuk serius mengembangkan EBT dan jangan sekadar wacana belaka. Dia meminta harus ada langkah konkret demi mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) selambat-lambatnya tahun 2060.
"Jangan hanya renewable energy (EBT) ini hanya jadi wacana tapi konkretnya tidak ada, apalagi kita sudah menandatangani 2060 zero carbon," katanya dalam Launching PT Energy Management Indonesia (EMI) ke dalam PLN Group yang disiarkan di YouTube PLN, Jumat (22/10/2021).
Erick mengingatkan ada pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, yaitu dalam 19 tahun ke depan harus mentransformasi energi terbarukan 21 gigawatt, lalu 15 tahun berikutnya 29 gigawatt. Menurutnya itu adalah sesuatu yang sangat besar.
Lanjut dia, banyak negara besar seperti China, Jepang, Inggris, hingga Amerika Serikat (AS) yang kesulitan melakukan transformasi energi. Oleh karena itu dia menilai pentingnya mempelajari isu-isu tersebut, serta menjadikan negara lain sebagai pembandingan (benchmarking). Tujuannya supaya transisi Indonesia menuju EBT berjalan baik.
"PLN sendiri kita sudah mempersiapkan bagaimana PLN akan refocusing, refocusing tidak hanya di power fossil diubah menjadi energi terbarukan, tetapi kita juga transmission akan kita perbaiki karena ada hubungan dengan energi terbarukan dan tentu ritel sistem yang kita harapkan ini tepat sasaran," tambahnya.
(toy/eds)