Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM tengah mencari jalan keluar terkait dampak tingginya harga minyak. Sebab, harga minyak yang tinggi membuat PT Pertamina (Persero) harus menanggung selisih harga BBM yang dijual ke masyarakat.
Untuk diketahui, harga keekonomian beberapa jenis BBM seperti Pertalite dan Premium jauh di atas harga yang diberikan Pertamina ke konsumen.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menuturkan, kenaikan harga BBM sulit diterapkan saat ini. Apalagi, kondisi ekonomi masyarakat yang baru akan pulih karena pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pemerintah akan mengalah dalam kondisi ini. Meski, ia tak menjelaskan secara rinci maksudnya.
"Ini rencananya akan dibahas nanti, bagaimana kompensasi kepada Pertamina. Jadi yang diharapkan oleh pemerintah adalah kenaikan harga BBM ini kan sebenarnya juga mungkin masih sulit diterima oleh masyarakat yang saat ini kondisinya baru mau pulih COVID," katanya dalam konferensi pers, Senin (25/11/2021).
"Jadi kemungkinan pemerintah yang kira-kira ngalah lah sama rakyat biar tetap tenang, tidak ada inflasi," tambahnya.
Rencana kenaikan harga BBM belum ada saat ini. Dia mengatakan, untuk jenis BBM umum (JBU) sendiri telah mengikuti harga pasar. Sementara, jenis BBM tertentu (JBT) dan jenis BBM khusus penugasan (JBKP) belum ada pembahasan.
"Jadi yang kalau harga JBU sebenarnya akan naik fluktuatif mengikuti harga pasar. Tapi kalau terkait JBT JBKP, tahu kan JBT itu minyak solar, kalau JBKP Premium belum ada pembahasan," katanya.
Baca juga: Bukti Nyata Singapura Ketergantungan RI |
(acd/zlf)