China Mau Pangkas Konsumsi Bahan Bakar Fosil, Gimana Caranya?

China Mau Pangkas Konsumsi Bahan Bakar Fosil, Gimana Caranya?

Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 26 Okt 2021 10:08 WIB
Bendera China
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Pemerintah China telah berencana untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil hingga di bawah 20% pada tahun 2060. Rencana ini tertuang dalam dokumen kabinet yang diterbitkan di media pemerintah, Minggu (25/10).

Melansir dari CNN, Selasa (26/10/2021), dokumen tersebut keluar kurang dari seminggu sebelum para pemimpin dunia turun ke Glasgow, Skotlandia, untuk melakukan pembicaraan terkait iklim internasional COP26. Di sana, mereka diharapkan untuk menyusun rencana untuk mempercepat pengurangan emisi gas rumah kaca selama dekade ini.

Sejalan dengan itu, dokumen kabinet tersebut menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana China bermaksud untuk memenuhi janji sebelumnya untuk mencapai emisi puncak pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netralitas karbon atau emisi nol bersih itu sendiri baru dapat tercapai ketika sebanyak mungkin gas rumah kaca dihilangkan dari atmosfer. apa yang dipancarkan, sehingga jumlah bersih yang ditambahkan adalah nol.

Lebih lanjut lagi, menurut dokumen tersebut pada tahun 2030 mendatang China mengatakan proporsi energi yang digunakannya yang berasal dari sumber bahan bakar non-fosil akan mencapai 25%. Tiga puluh tahun kemudian (2060), China menargetkan 80% dari total penggunaan energinya berasal dari bahan bakar non-fosil.

ADVERTISEMENT

Untuk mencapai target iklimnya, China berencana akan melakukan restrukturisasi industri yang mendalam, mempercepat pengembangan sistem energi yang bersih, rendah karbon, aman dan efisien serta meningkatkan pembangunan sistem transportasi rendah karbon.

"China harus mengelola hubungan antara pengurangan polusi dan pengurangan karbon dan keamanan energi, keamanan rantai pasokan rantai industri, keamanan pangan dan kehidupan normal masyarakat," kata dokumen itu menurut media Xinhua.

Bersambung ke halaman berikutnya

Meski demikian, sejumlah orang ragu apakah China dapat mencapai rencana tersebut.

Sebab saat ini China tengah memperkuat pemulihan ekonomi pasca virus corona dengan membangun lusinan pembangkit listrik batu bara baru dan mempercepat proyek konstruksi yang bergantung pada bahan bakar fosil.
Selain itu baru-baru ini China juga tengah meningkatkan produksi batu bara untuk meredakan krisis energi yang sedang berlangsung.

Pekan lalu, pemerintah China memerintahkan tambang batu bara negara itu untuk menghasilkan batu bara sebanyak mungkin setelah berminggu-minggu kekurangan listrik di sejumlah provinsi.

Batubara juga merupakan sumber energi utama China dan banyak digunakan untuk pemanasan, pembangkit listrik, dan pembuatan baja. Tahun lalu, itu membuat hampir 60% dari penggunaan energi negara itu. Karenanya tidak heran bila hingga saat banyak orang menilai China masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil.



Simak Video "Video: Kepanikan Warga Rongjiang China saat Banjir Besar Melanda"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads