Hulu Migas Ditaksir Setor US$ 11,7 Miliar ke Negara Tahun Ini

Hulu Migas Ditaksir Setor US$ 11,7 Miliar ke Negara Tahun Ini

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 28 Okt 2021 15:03 WIB
Pengeboran migas
Foto: dok. Pertamina
Jakarta -

Penerimaan negara dari sektor hulu migas hingga hingga akhir tahun 2021 diperkirakan mencapai US$ 11,7 miliar. Hingga kuartal III 2021, realisasi penerimaan negara dari hulu migas mencapai US$ 9,53 miliar atau melebihi target tahun ini U$ 7,28 miliar.

Sementara, investasi di hulu migas juga meningkat seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional. Saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai US$ 7,9 miliar.

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menggenjot Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas dengan mendorong kemampuan usaha penunjang dalam negeri hulu migas. Sehingga, meningkatkan efek berganda ekonomi Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kehadiran industri hulu migas memberikan multiplier effect yang sesungguhnya. Banyak sekali industri lain dapat terangkat dengan keberadaan industri hulu migas," ujar Erwin Suryadi dalam keterangannya, Kamis (28/10/2021).

SKK Migas memperkirakan angka investasi yang digelontorkan KKKS terkait dengan target produksi nasional sebesar 1 juta barel per hari minyak dan 12 BSCFD gas pada 2030 secara total akan mencapai US$ 187 miliar. Tingginya angka investasi seiring dengan peningkatan produksi tersebut membutuhkan industri jasa dan barang sebagai penunjang.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, pada saat pandemi COVID-19 menghantam Indonesia, sektor hulu migas adalah salah satu industri yang tetap terus beroperasi sehingga membawa efek berganda pada industri-industri penunjang lainnya. Industri-industri tersebut, lanjut Erwin, diantaranya industri perhotelan, kesehatan, catering, dan transportasi.

Hal ini tak lain dari sifat industri migas yang selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan. Sehingga pekerja di lingkungan migas diwajibkan untuk melakukan karantina atau pengecekan kesehatan sebelum dan sesudah memasuki wilayah hulu migas.

"Disinilah letak keberadaan hulu migas. Tadinya hanya dilihat dari masalah produksi, lifting. Namun ternyata setelah dijabarkan lebih holistik, dampaknya luar biasa," terang Erwin.

Lanjutkan membaca ke halaman berikutnya

Nilai kontribusi industri migas bagi sejumlah industri lain pada 2020-2021 mencapai US$ 7,126 miliar atau setara dengan Rp 103 triliun. Di antaranya industri transportasi dengan nilai US$ 470 juta dan kandungan TKDN mencapai 78%, industri tenaga kerja US$ 442,76 juta dengan nilai TKDN sebesar 86%, industri perhotelan senilai US$ 129,88 juta dengan kandungan TKDN sebesar 92%.

Sementara, pencapaian industri kesehatan mencapai US$ 20,446 juta dengan TKDN 86%, disusul dengan industri asuransi senilai US$ 3,821 dengan nilai TKDN sebesar 86%. Dari keseluruhan kontribusi tersebut, UMKM memiliki peranan aktif terhadap perputaran roda ekonomi sebesar 10,7% dengan nilai TKDN 100%.

Sampai dengan saat ini total pengadaan barang dan jasa per 30 September 2021 mencapai US$ 2,6 miliar (Rp 37 triliun) dengan komitmen TKDN sebesar 58% atau di atas target yang ditetapkan pemerintah.



Simak Video "Video Prabowo: Anak-anak RI Kuasai Teknologi Migas, Masa Depan Kita Cerah"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads